Bondowoso
Kesaksian Atlet Bondowoso Selamat dari Tsunami di Palu, 7 Temannya Hilang, 2 Ditemukan Tewas
Memomtum Bondowoso – Atlet Paralayang Bondowoso saat terjadi gempa dan tsunami, berada di Palu, Sulawesi Tengah. Sebab saat itu ada event Indonesia Open Paragliding Palu Nomoni. Beruntung, atlet paralayang Bondowoso, berhasil selamat. Namun tujuh temannya yang ikut kejuaraan dinyatakan hilang, dua orang dipastikan meninggal dunia, sore kemarin (1/10/2018).
Atlet paralayang Bondowoso itu adalah Wahyudi Widodo. Siang kemarin, dia sudah tiba di Bondowoso. Hanya saja, parasutnya terhempas tsunami, karena ditaruh di sektretariat Indonesia Open Paragliding Palu Nomoni yang jaraknya tidak jauh dari pantai.
Inilah wawancara kami dengan Wahyudi Widodo yang akrab dipanggil Pak Wah.
Dimana Anda saat Terjadi Gempa?
Saya ada di Homestay Borneo. Waktu itu menjelang Magrib. Saya sedang ada di kamar. Begitu ada gempa, saya keluar. Tapi dengan sempoyongan. Meja kaca yang ada di luar, pecah. Alhamdulillah saya bisa keluar. Di luar ada teman-teman atlet yang tinggal di Homestay Borneo. Guncangan gempa sangat dahsyat. Bahkan untuk berdiri saat itu, susah. Ketika diluar, saya dengan teman-teman sempat saling berpegangan melingkar. Namun masih saja jatuh.
Bagaimana Kondisi pasca gempa?
Saat itu masyarakat sudah mengira akan ada tsunami. Sebab gempanya sangat dahsyat. Kami di Homestay Borneo difasilitasi pikup Grand Max. Setelah gempa, saya bisa masuk lagi ke homestay untuk mengambil barang yang penting saja. Seperti pakaian secukupnya, HT dan handphone. Hanya saja, setelah gempa listrik mati, signal tidak ada, jalanan ramai. Karena ada isu tsunami, saya dengan teman-teman naik pikup Grand Max lantas mencari tempat yang lebih tinggi.
Saya dan teman-teman tidak ada yang paham lokasi, akhirnya ikut arus masyarakat saja. Intinya mencari tempat yang lebih tinggi. Dalam perjalanan, banyak aspal yang naik dan tidak bisa dilewati mobil, banyak pohon dan rumah roboh, banyak orang menangis. Pokoknya kondisinya sangat mencekam.