Kota Malang

Stunting Jangan Diremehkan, Anak Rentan Terserang Infeksi

Diterbitkan

-

Dr Umar Usman, Kepala RSUD Kota Malang

Memontum Malang – Stunting merupakan masalah gizi yang saat ini tengah ramai dibicarakan. Stunting sendiri merupakan masalah yang diakibatkan karena seseorang tidak cukup mendapat asupan gizi yang berimbang sejak kecil atau bahkan sejak berada dalam kandungan.

Salah satu Nutrisionist Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Malang, Eni Fitrianti Wijasari, S.Gz mengatakan, Stunting adalah salah satu permasalahan gizi tidak langsung yang dampaknya dapat dirasakan dalam jangka panjang.

Eni Fitrianti Wijasari, S.Gz, Nutrisionist RSUD Kota Malang

Eni Fitrianti Wijasari, S.Gz, Nutrisionist RSUD Kota Malang

“Stunting itu penyebabnya masa lalu. Dalam artian, kekurangan gizi yang dialami seseorang saat masa pertumbuhan, atau juga bisa saat seorang anak masih berada dalam kandungan,” ujarnya.

Menurutnya, saat ini masih banyak orang yang belum menyadari bahwa stunting itu merupakan sebuah masalah kekurangan gizi sejak dini. Pasalnya, stunting adalah kondisi dimana tinggi badan seseorang jauh lebih pendek dibandingkan tinggi badan orang seusianya.

Bahkan beberapa orang tua beranggapan, jika anaknya memiliki tinggi badan yang kurang, itu bukan merupakan sebuah masalah, selama sang anak masih bisa beraktifitas normal seperti anak yang lainnya.

Advertisement

“Masalahnya disitu, misalnya ada 10 anak yang tumbuh bersama, dan sebenarya dari 10 tersebut, delapan anak diantaranya tinggi badannya relatif sama dan kurang sesuai dengan usianya. Kebanyakan orang tua yang anaknya memiliki tinggi badan kurang akan berfikir anaknya baik-baik saja. Padahal mereka belum menyadari kalau anaknya kurang asupan gizi yang berimbang. Yang jika dibiarkan akan berdampak hingga anaknya tumbuh dewasa,” jelasnya.

Lebih lanjut ia menjelaskan, selain berdampak pada kehidupan sosial seorang anak, stunting juga dapat mengakibatkan seorang anak rentan terserang infeksi.

“Kalau dampak sosial sudah jelas ya, kalau ada seorang anak memiliki tinggi badan yang kurang sesuai dengan usianya pasti bisa mengganggu aktifitasnya. Selain dampak sosial, seorang anak yang terkena stunting akan rawan terkena infeksi. Misalnya batuk pilek, batuk pilek yang terjadi secara berkelanjutan itu kan bisa dikarenakan seorang anak terkena infeksi,” imbuhnya.

Selain itu, ia menyebut jika stunting tidak ditangani sejak dini, dikhawatirkan stunting bisa berlanjut hingga dewasa, bahkan akan sangat berbahaya jika pada wanita yang sedang mengandung. Pasalnya, wanita yang sedang mengandung juga harus menahan beban atas kandungannya.

Advertisement

“Kalau ada seorang wanita stunting yang sedang hamil, itu juga beresiko. Jika tidak diberi penanganan yang tepat dengan asupan gizi yang berimbang, bisa mengakibatkan bayi yang berada dalam kandungan juga beresiko stunting,” jelasnya.

Untuk itu, agar bisa mendeteksi sejak dini seorang anak mengalami stunting atau tidak, disarankan kepada para orang tua yang memiliki anak yang masih berusia dibawah lima tahun agar rutin memeriksakan tumbuh kembang sang buah hati ke puskesmas atau posyandu terdekat.

“Kalau ingin tahu anaknya stunting atau tidak, ya periksakan sang anak ke puskesmas atau posyandu. Untuk dapat mengetahui tinggi badan, berat badan apakah sudah sesuai dengan usianya,” katanya saat ditemui di ruang kerjanya.

Namun, asupan gizi yang masuk ke dalam tubuh juga harus diimbangi dengan aktifitas seorang anak. Pasalnya, dengan aktifitas zat gizi akan dapat terserap ke dalam tubuh secara maksimal.

Advertisement

“Oleh karena itu, aktifitas anak itu juga sangat diperlukan dalam tumbuh kembang sang anak. Karena sebagai penyeimbang zat gizi yang masuk ke dalam tubuh dan dapat terserap lebih maksimal. Kadang kan ada orang tua bingung, anaknya mendapat asupan gizi yang cukup dengan susu, vitamin dan lainnya, tapi kok susah tinggi, nah itu berarti masih kurang terserap maksimal. Maka dari itu, aktifitas anak juga diperlukan,” tuturnya.

Untuk itu dia menyarankan kepada para orang tua agar rutin memeriksakan anaknya ke puskesmas atau posyandu untuk bisa mendeteksi stunting sejak dini, agar dapat diberi penanganan yang tepat.

“Bisa dengan vitamin atau yang lainnya. Karena pertumbuhan seseorang itu kan maksimal hingga usia 18-19 tahun. Jadi kalau sudah di atas 20 tahun kalau yang ingin bertambah tinggi badannya ya kemungkinan tidak bisa,” pungkasnya. (gim/yan)

 

Advertisement
Advertisement

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker

Refresh Page
Lewat ke baris perkakas