Trenggalek

Sakral, Prosesi Hari Jadi Trenggalek ke 825, Harapkan Kerjasama dengan DIY Lebih Baik

Diterbitkan

-

Bupati Trenggalek bersama keluarga saat mengikuti kirab pusaka menuju Pendopo Manggala Praja Nugraha menggunakan kereta dari Keraton Ngayogyakarta

Memontum Trenggalek – Prosesi Hari Jadi ke 825 Trenggalek tahun 2019 dilaksanakan secara meriah dari tahun – tahun sebelumnya. Mesti berlangsung meriah, namun peringatan Hari Jadi ini tidak meninggalkan unsur kesakralan dari tahun ke tahun.

Seperti yang diberitakan sebelumnya, Prosesi hari jadi ini diawali dengan penjamasan pusaka Kadipaten yakni 2 Tombak Korowelang yang dicuci menggunakan air dari 14 sumber keramat di 14 Kecamatan yang ada di Kabupaten Trenggalek. Penjamasan ini, rutin dilakukan tiap tahun sekaligus upaya merawat pusaka Kabupaten.

Pusaka yang sudah dibersihkan ini kemudian dititipkan semalam di lokasi Prasasti Medang Kamulyan di Desa Kamulan Kecamatan Durenan. Penanggalan dalam prasasti ini dijadikan tanggal lahirnya Kabupaten Trenggalek dan kembali diarak menuju pendopo Kabupaten keesokan harinya atau yang lebih dikenal dengan Kirap Pusaka untuk kembali disimpan.

Dalam prosesi hari jadi, hal yang paling ditunggu masyarakat adalah Kirab Pusaka dan perebutan sedekah bumi, tumpeng Agung dan air jamasan yang diyakini warga masyarakat bisa membawa keberkahan.

Advertisement

Dalam sambutannya di Hari Jadi ke 825 Trenggalek tahun 2019 Bupati Trenggalek Mochammad Nur Arifin mengucapkan terima kasih kepada seluruh tamu undangan dan masyarakat yang hadir di pendopo Agung Manggala Praja Nugraha.

“Saya mengucapkan banyak terima kasih atas kehadiran seluruh jajaran Pemerintah Kabupaten Trenggalek beserta tamu undangan dan masyarakat pada umumnya yang mau meluangkan waktu menjadi bagian dari puncak Hari Jadi Trenggalek tahun ini, ” ucapnya, Sabtu (31/08/2019).

Ia juga bersyukur karena prosesi Hari Jadi ke 825 Trenggalek tahun 2019 ini bisa terselenggara dengan baik dan lancar. Di moment ini pihaknya juga ingin meneguhkan poros Selatan bisa terbangun, salah satunya membangun kerjasama dengan Pemerintah Provinsi Yogyakarta dalam hal ini Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat.

Dikatakan Arifin, hal ini menjadi awal untuk membuka jalan kemajuan ekonomi khususnya di wilayah selatan Jawa, khususnya Kabupaten Trenggalek.

Advertisement

“Sinergit yang kita harapkan yang pertama adalah dengan kedekatan sejarah seperti yang nuansa yang dipakai dalam peringatan Hari Jadi Trenggalek kali ini dan budayanya. Karena memang, Panggul dan Sumbreng (sebutan Munjungan dulu) dari Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat, “imbuhnya.

Terlebih Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat itu dikenal karena Hamengkubowono X memberikan fasilitas kepada petinggi Republik dalam hal ini Soekarno Hatta untuk bekerja menjadikan Yogyakarta sebagai ibukota negara

Mengingat di Trenggalek ini juga masih menjadi bagian dari Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat, maka sejarah yang ditinggalkan ini menjadi hal yang spesial.

“Harapannya adalah sekali lagi ini sebagai pertanda bahwa poros Yogyakarta (Nasional) yang dibangun di masa kepemimpinan Joko Widodo mulai dari Yogyakarta – Prigi dan Malang lewat koridor selatan bisa berjalan dengan baik. Karena Trenggalek sudah punya kerjasama konkrit dengan Keraton Yogyakarta maupun dengan Pemerintah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, ” pungkas Arifin. (mil/yan)

Advertisement

 

Advertisement

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker

Refresh Page
Lewat ke baris perkakas