Kota Malang
Alumni UMM Produksi Bandeng Tanpa Duri Aneka Rasa
Memontum Kota Malang – Bandeng tanpa duri yang beredar di pasaran, umumnya durinya lunak hasil proses presto. Namun berbeda halnya dengan produk satu ini, yaitu BANGDUR (Bandeng Tanpa Duri) Cita Rasa Nusantara. Istimewanya, perbedaan Bangdur Nusantara dengan bandeng presto lainnya tidak hanya pada rasa, namun juga teknik pembuatan. Teknik pemisahan daging dan duri Bangdur Nusantara menggunakan teknik filet, sedangkan bandeng presto menggunakan teknik pemasakan dengan suhu rata-rata 121 derajat celcius. Dimana proses pemanasan menggunakan suhu tinggi dapat menghilangkan kandungan gizi yang ada.
Adalah Nurmalasari, mahasiswa angkatan 2014 asal Bima Nusa Tenggara Barat (NTB), penyandang gelar Sarjana Perikanan, dari Program Studi Budidaya Perairan (Perikanan) Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) pada bulan Mei 2018 lalu. Mala, sapaan akrabnya, bersama tiga orang temannya, Muhammad Soleh, Fernanda Rahmadillah Putri, dan Sabarudin, sebagai bagian satu tim dalam proses pengerjaan Aquapreneurship.
Mala menguraikan, ciri khas produk terletak pada varian rasa yang dimiliki. Berinovasi untuk menghadirkan produk yang berbeda dari bandeng tanpa duri di pasaran, Bangdur Nusantara hadir dengan empat varian rasa, yakni original, balado, rendang dan sambal matah. “Varian rasa nusantara ini mencerminkan keanekaragaman kuliner nusantara,” paparnya.
Bermula dari tugas Mata Kuliah Praktik Usaha Perikanan atau biasa disebut Aquapreneurship, kini produk tersebut menjadi ladang usaha yang menjanjikan. Nurmalasari berhasil memasarkan produk inovatif Bangdur, hingga meraih omzet sekitar Rp 10 juta per 100 kilogram bandeng.
Inspirasinya, berawal ketika Praktek Kerja Lapang (PKL) di salah satu perusahaan swasta di Probolinggo yang membudidayakan udang vannamei dan bandeng, dimana perusahaan ini melakukan dua budidaya dalam satu wadah, serta memproduksi bandeng tanpa duri. Hingga Mala mendapatkan ilmu tentang teknik memfilet bandeng.