SEKITAR KITA
Atlet Kota Batu Sumbang segala Medali untuk Jatim di PON XX Papua
Memontum Kota Batu – Atlet Kota Batu membawa Kontingen Jatim menjadi juara umum Cabang Olahraga (Cabor) Paralayang dalam Pekan Olahraga Nasional (PON) XX Papua Tahun 2021. Sebanyak 6 emas, 2 perak dan 2 perunggu, berhasil disumbangkan Jafro Megawanto dkk dari Bukit Gracia Jayapura. Dari 12 nomor lomba yang dipertandingkan, atlet paralayang Kota Batu ini menyabet medali dari 9 nomor lomba yang dipertandingkan dalam cabor Paralayang.
Dari nomor perorangan, Putra Roni Pratama menyumbangkan Medali Emas dari Ketepatan Mendarat Putra. Begitu juga dari perorangan Putri, Ike Ayu Wulandari menyumbangkan medali emas dari XC (cross country) Perorangan Putri.
“Alhamdulillah, kita meraih juara umum Cabor Paralayang, kita meraih 6 emas, 2 perak dan 2 perunggu,” ujar pelatih paralayang Jatim, Sugeng Santoso.
Lebih lanjut Sugeng menjelaskan, bahwa Kontingen Paralayang Jatim mengirimkan 8 atlet. Dengan rincian, dua atlet putri dan enam atlet putra. Jumlah atlet ini dibagi dalam nomor perorangan putra diikuti oleh Roni Pratama dan perorangan putri diikuti oleh Ike Ayu Wulandari.
Baca juga
- KPU Kota Malang Susun Persiapan Debat Pertama Paslon Pilkada Kota Malang 26 Oktober
- Perkuat Integritas Kades, Pemkab dan Kejari Probolinggo Gelar Jaksa Jaga Desa
- Presiden dan Wapres Gelar Jamuan Santap Siang bersama Sebelum Purna Tugas bersama Menteri dan Lembaga
- Tingkatkan Pembangunan Fasilitas Olah Raga, Pemkot Malang Susun Desain Olah Raga Daerah
- Resmikan Bandara Dhoho Kediri, Menko Luhut Sebut Bandara Dhoho Proyek Percontohan Pertama Skema KPBU
Sementara untuk beregu Putri Jatim, diikuti Ike Ayu wulandari dan Rika Wijayanti. Sedangkan beregu putra diikuti oleh Joni Effendi, M Rizky Dharmawan, Roni Pratama, Jafro Megawanto, Permadi Chandra Bhuana dan Gigih Iman Nurdiansyah. Dari delapan atlet paralayang Jatim, hanya dua orang yang berasal dari Kabupaten Malang dan Kota Malang, yakni Permadi Chandra Buana dan M. Rizky Dharmawan.
Menurut Sugeng, untuk meraih juara umum, atlet Jawa Timur dihadapkan kondisi medan yang sangat berbeda dengan Gunung Banyak. Bukit Gracia, bentuknya seperti mangkok sehingga tingkat kestabilan angin menjadi tidak menentu.
“Tingkat kesulitannya luar biasa, bentuk venue-nya seperti mangkok, jarak antara take off dan landing cuman 500 meter. Sementara Gunung Banyak jaraknya kurang lebih 1 kilometer. Ketinggiannya pun lebih tinggi disini 300 meter,” ungkap Sugeng Santoso.
Sementara itu, atlet selam dari Kota Batu, Nafa Amadea setelah beberapa waktu telah menyumbangkan perolehan medali, kembali berhasil menggondol medali perak dari nomor selam laut individual putri nomor 3000 meter. Dengan catatan waktu 38 menit 37 detik koma 70.
Nafa kalah tipis dari Atlet Selam dari Papua Anisa Faboila yang mencatat waktu 38 menit 36 detik koma 68.
Sementara dibelakang Nafa, Atlet Jawa Barat Tio Galuh Maharani mencatat waktu 38 menit 40 detik koma 71 milidetik. “Alhamdulillah tugas di PON Papua saya sudah selesai dengan perak, terima kasih doa dan dukungan semuanya,” tuturnya, Selasa (12/10/2021).
Nomor Selam Laut 3000 meter ini, tambahnya, merupakan nomor terakhir yang diikuti wanita asal Kelurahan Sisir, Kota Batu. Sebelumnya, Nafa mendapatkan Medali Emas dari Selam Kolam nomor estafet 4 x 100 m befin putri dan mendapatkan Medali Perunggu dari Selam Kolam 200 meter befin Putri.
Dalam nomor ini, sempat terjadi insiden saat lomba berlangsung hingga mengakibatkan pakaian renang Nafa robek dan alat snorkle Nafa miring. “Tenaga saya sudah habis di putaran pertama. Entah siapa tadi yang mengenai kepala hingga alat saya hampir copot. Saya sempat berhenti untuk memasang snorkle yang miring,” ungkapnya.
Meski begitu, wanita 30 tahun tetap meneruskan lomba hingga finish dan waktu tempuhnya hanya selisih tipis dengan peraih medali emas. “Alhamdulillah disyukuri, saya tidak menyangka bisa dapat ketiga nomor (medali emas, perak dan perunggu-red),” ujarnya.
Sementara itu, Ketua KONI Kota Batu, Mahfud mengucapkan selamat atas prestasi yang ditorehkan Nafa. “Selamat untuk Nafa,” ujar Mahfud.
Dirinya mengatakan, sepuluh atlet yang dikirim memperkuat Kontingen Jawa Timur dalam PON, 80 persen adalah produk Porprov Jatim. Artinya, para atlet ini pernah mengikuti Porprov sebelumnya.
Ini berarti kata Mahfud, para atlet yang menjadi duta Jawa Timur ditingkat nasional ini merupakan hasil dari pembinaan atlet yang dilakukan oleh KONI Kota Batu dan pengurus Cabor sejak awal. Hanya 10 persen saja atau dua atlet yang bukan hasil dari Porprov.
Satu atlet merupakan atlet mutasi dari daerah lain dan satu atlet bergabung dengan Pengcab olahraga Bermotor di Kota Malang karena di Kota Batu belum memiliki pengurus cabang olahraganya.
“Alhamdulillah atlet kita yang sudah pertama tampil di kancah PON, sudah dapat medali, pada PON sebelumnya sudah mendapatkan medali yakni dari cabor paralayang, PON kali ini atlet kita selam yang juga baru pertama kali tampil juga mendapatkan medali,” papar Mahfud.
Keberhasilan mencetak atlet ini, menurut Mahfud, benar-benar murni adalah program dari pengurus Cabang Olahraga. Dirinya menceritakan ketika pengurus POSSI Kota Batu berkonsultasi padanya terkait Nafa, dimana atlet selam Kota Batu ini sebenarnya masih memiliki kesempatan untuk mengikuti Porprov Jatim sekali lagi, namun disisi lain Nafa dipanggil untuk mengikuti Pra PON.
“Ketika dia (Nafa) masuk Puslatda Jatim artinya Nafa tidak bisa memperkuat lagi kontingen Batu di Porprov. Saya tekankan untuk menjadi prinsip kita semua, bahwa demi karier atlet, kita tidak akan kekang atau membatasi kesempatan atlet untuk meraih prestasi yang lebih tinggi,” terangnya. (bir/sit)