SEKITAR KITA
Belum Direlokasi, Sejumlah Pedagang Pasar Batu sudah Kecewa dengan Ukuran dan Akses Lahan Relokasi
Memontum Kota Batu – Puluhan pedagang Pasar Besar Batu mendatangi tempat relokasi yang berada di sisi Selatan Stadion Brantas. Kedatangan pedagang, untuk melihat secara langsung kondisi serta persiapan relokasi, apabila nanti pasar dibangun dan untuk sementara waktu mereka akan menempati lahan baru atau relokasi.
Hanya saja, saat melakukan pengecekan itu, bukan rasa senang yang mereka dapati. Namun, perasaan kecewa dan kurang puas terpancar dari wajah-wajah para pedagang tersebut. Mereka menilai, lahan relokasi ukurannya sangat kecil dan kurang layak.
“Kami ke sini dalam rangka melihat tempat relokasi. Kami ingin melihat layak atau tidak, untuk pedagang. Ternyata, kurang layak. Contohnya, akses jalan membingungkan. Bisa-bisa itu jadi tembok ratapan menunggu pembeli,” jelas salah satu pedagang makanan ringan, Ida, Jumat (15/10/2021).
Baca juga:
- Pemkab dan Bea Cukai Malang Gencarkan Sosialisasi Gempur Rokok Ilegal Via Kesenian Bantengan
- Antisipasi Keramaian Penumpang saat Pelantikan Presiden, PT KAI Commuter Perbanyak Toilet dan Kipas Kabut
- Diserang Kabar Miring, Dukungan Masyarakat untuk Abah Anton Makin Menguat
- Sekda Kota Malang Ingatkan Pentingnya Peran Arsitek Lanskap dalam Pembangunan Berkelanjutan
- Peringati Hari Jadi, Pemkab Gelar Jombang Culture Carnival yang Diikuti 40 Peserta
Kecilnya bedak, ujarnya, dikhawatirkan tidak bisa menampung barang dagangan yang bakal dijual. Sehingga, bisa berdampak pada daya beli masyarakat dan secara otomatis tentu pembeli akan berkurang.
“Dagangan saya mana cukup ditaruh di sini. Apa kita hanya display saja, sedangkan stok barang kita taruh di rumah,” tambah pedagang lain, Sugeng.
Sementara itu, Ketua Himpunan Pedagang Pasar (HPP), Faizi Rahmi, mengutarakan kedatangannya untuk mendampingi pedagang yang ingin tahu bedak yang bakal mereka tempati. “Setelah kami lihat, kok kayak gini. Kena angin kencang saja, ya bisa roboh. Sebenarnya, kami tidak menolak relokasi, tapi butuh transparansi. Gambarnya saja belum jelas, kapan bangun, kapan pindah, semua belum jelas,” ujar Faiz-sapaanya.
Kondisi yang ada itu, menurutnya, diyakini bakal berdampak pada penjualan pedagang. Sehingga, mengancam perekonomian mereka. Jalan satu-satunya pedagang hanya bisa menyampaikan keluh kesahnya serta bakal menjalin koordinasi secara intens dengan DPRD.
“Soalnya, DPRD selaku wakil rakyat, cuma itu harapan kami. Toh selama ini sambat ke Diskoumdag juga buntu. Padahal kita cuma ingin transparansi, itu saja. Ini menyangkut kesejahteraan bersama, jangan sampai nanti malah jadi bumerang,” paparnya.
Selain meninjau lokasi, para pedagang juga menghitung jumlah petak yang dibangun. Diketahui, ternyata cuma ada 1.038 bedak.
Menanggapi itu, Kabid Perdagangan Diskoumdag Kota Batu, Nurbianto Puji Mahastoto Ika, menjelaskan bila pihaknya membangun sesuai dengan jumlah pedagang yang memiliki surat keterangan (SK) berjumlah 1.136. Sehingga, ketika jumlah saat ini belum sesuai, karena memang belum jadi.
“Kan masih proses pembangunan, terus terkait ukuran bedak yang terlalu kecil dan pendek. Dirinya menjelaskan jika ukuran ketinggiannya dibuat tidak lebih dari 3,5 meter. Dikhawatirkan ketika ada angin los tersebut bakalan terseret,” katanya.
Sedangkan mengenai ukuran los yang kecil, itu menyesuaikan tempat yang ada. Memang dibangun dengan ukuran segitu soalnya sifatnya sementara. “Untuk limpahan air dan saluran drainase kami rasa masih aman dan tidak sampai masuk ke bedak. Pembangunan itu juga sesuai kajian,” terangnya. (bir/sit)