Kota Malang
Bisnis Kopi di Kota Malang Jadi Peluang, Ini Kiat Sukses Kata Pakar
Memontum Kota Malang – Bisnis kopi bagi anak muda kini sudah tidak asing lagi. Apalagi seperti di Kota Malang, bisnis perkopian tersebut sudah menjamur di mana-mana.
Sebagai salah satu pakar kopi dunia, Moelyono Soesillo, menyampaikan jika usaha kopi saat ini berpeluang dan berpotensi untuk ke depan. Karena, Indonesia termasuk negara penghasil kopi keempat di dunia.
Moel-sapaannya juga meyakini, jika pengonsumsi kopi di Indonesia telah mengalami peningkatan. Hal itu dibuktikan di dunia, para penghasil kopi dari tahun 2010 hingga 2022, mengalami peningkatan 10 persen.
“Di seluruh dunia, negara penghasil kopi mengalami peningkatan 10 persen. Seperti Vietnam, Brazil dan India. Untuk Indonesia sendiri, di tahun 2015 mengalami peningkatan dengan ditandai banyaknya kedai kopi di seluruh penjuru negeri,” jelas Moel, saat melakukan talkshow di salah satu kampus swasta Kota Malang, Jumat (11/11/2022) tadi.
Baca juga :
- Perumda Tugu Tirta Permudah Sambungan Baru untuk Masyarakat Kota Malang
- Berhasil Kendalikan Inflasi, Pemkab Jember Raih Penghargaan Nasional dan Jatim
- Pemasaran Pisang Mas Kirana Lumajang Miliki ‘Dekengan Pusat’ untuk Tembus Pasar Global
- Pj Wali Kota Malang Minta Peserta Pilkada Taati Peraturan Pemasangan APK
- Paripurna DPRD, Pjs Bupati Trenggalek Serahkan Nota Keuangan Raperda APBD 2025
Menurutnya, dalam bisnis kopi itu menarik untuk dilakukan. Namun, ada beberapa hal yang harus diperhatikan. Salah satunya, yakni harus memperhatikan harga komoditi. Karena menurutnya, kopi cukup sensitif dalam pergerakan dollar.
“Semua bisa membuka kedai kopi, tapi mereka tidak memperhatikan pengaruh harga kopi seperti kapan waktunya bergejolak. Akhirnya terjadi downgrade pada bisnis kopinya. Jika ini terjadi, maka pebisnis akan mengalami penurunan,” ujarnya.
Salah satu trainer bisnis, Tanadi Santoso, membagikan kiat-kiat sukses untuk menjanlakan bisnis kopi. Menurutnya, ada enam elemen masive action (aksi besar) yang harus dilakukan. “Berlakulah seperti orang gila ini maksudnya, memiliki mobilitas yang tinggi,” ucap Tanadi.
Kemudian, tambahnya, selalu memiliki gairah dan cinta untuk melakukan sesuatu yang dikerjakan. Lalu, mampu memiliki ide yang out of the box (diluar ekspetasi). Perlu menjadi orang penuntut, dan orang yang tanpa memiliki logika.
“Jadi bos itu harus workaholic (gila kerja). Tapi perlu diingat untuk memiliki usaha bisnis itu tidak bisa langsung melejit, ada zig zagnya. Tapi tetap harus dilakukan dengan menumbuhkan inovasi terbaru,” imbuhnya. (rsy/gie)