Berita Nasional
BKKBN RI Tekankan Pentingnya Kader Pendamping Keluarga untuk Menekan Stunting
Memontum Kota Batu – BKKBN RI menggelar ‘Internalisasi Program Bangga Kencana dan Percepatan Penurunan Stunting Bagi Kader KB dan Tim Pendamping Keluarga’ yang diikuti sebanyak 800 orang kader KB (keluarga berencana) dan pendamping keluarga dari seluruh daerah di Jawa Timur, di sebuah tempat wisata, Kota Batu, Jumat (15/12/2023) tadi. Turut hadir dalam pelaksanaan itu, Komisi 9 DPR RI, Kepala BKKBN Provinsi Jawa Timur, Pj Wali Kota Batu hingga OPD terkait di Pemkot Batu.
Kepala BKKBN RI, Hasto Wardoyo, dalam kesempatan itu menekankan mengenai peran kader untuk menurunkan angka stunting, sangat penting dan dibutuhkan. Terlebih, dengan kondisi sulitnya menurunkan angka stunting di setiap daerah di Indonesia, dikarenakan perilaku. Dicontohkannya, yaitu mainset masyarakat soal makanan. Dalam pengertian ialah makanan produksi pabrikan.
“Misalnya, cilok. Makanan yang diproduksi pabrik atau pedagang, ini tidak ada protein hewani. Mainset yang sudah terbentuk, yaitu terpenting anaknya tidak menangis,” terang Hasto.
Sehingga menurutnya, dengan forum yang setidaknya diikuti 800 kader KB dan pendamping keluarga tersebut, maka memberi pemahaman bahwa adanya mainset perilaku orang tua terhadap anaknya yang tidak benar. “Sehingga, ini kita edukasi secara terus-menerus,” ujarnya.
Baca juga :
Tidak hanya itu, Hasto menambahkan bahwa penurunan angka stunting disebabkan pula pola kesehatan reproduksi. Salah satunya, banyak orang yang tidak mempedulikan menikah di usia muda. Serta, jarak kehamilan yang terlalu berdekatan. Sementara, jarak kehamilan dalam waktu satu tahun, bisa menyebabkan stunting pada anak yang berada di dalam kandungan.
“Kader ini sangat penting sekali. Karena, kader KB maupun pendamping keluarga berencana ini yang mampu mendekati keluarga hingga mengajak bicara. Seperti, reproduksi, pola makan sampai lingkungan yang kumuh,” jelasnya.
Saat ini, tambahnya, angka stunting di Indonesia pada tahun 2022 sebesar 21,6 persen. Kalau stunting di Jawa Timur, pada 2022 sudah di bawah 20 persen atau sekitar 19 persen. Dan, targetnya di bawah 14 persen
“Yang jelas, untuk menurunkan stunting, kader sangat berperan penting. Di Indonesia kader penyuluh KB sebanyak 1,2 juta orang. Dan, kader pendamping keluarga di seluruh Indonesia sebanyak 600 orang,” tegasnya. (put/sit)