SEKITAR KITA
BPBD Kota Malang Lakukan Asesmen Warga Terdampak Banjir Bandang
Memontum Kota Malang – Tindakan penanganan dampak kiriman banjir bandang terus dilakukan oleh Pemkot Malang bersama Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Malang. Menariknya, tidak hanya itu langkah cepat yang dilakukan dalam penanganan sementara warga yang terdampak dan harus diungsikan. Namun, Wali Kota Malang, Drs. H. Sutiaji, juga menjadikan area wisata Brawijaya Edupark untuk sementara sebagai dapur umum dan lokasi pemenuhan sementara kebutuhan warga yang mengungsi.
Sementara itu, hingga Jumat (05/11/2021) siang, Kepala BPBD Kota Malang, Alie Mulyanto, beserta timnya terus melakukan asesment pendataan kerugian yang ditimbulkan akibat bencana banjir. Menurut perkiraan sementara, kerugian ditafsir bisa mencapai Rp 750 juta sampai Rp1 miliar.
Baca juga:
- Perumda Tugu Tirta Permudah Sambungan Baru untuk Masyarakat Kota Malang
- Berhasil Kendalikan Inflasi, Pemkab Jember Raih Penghargaan Nasional dan Jatim
- Pemasaran Pisang Mas Kirana Lumajang Miliki ‘Dekengan Pusat’ untuk Tembus Pasar Global
“Dampak daripada banjir bandang dari Kota Batu kemarin, telah mengenai beberapa titik di Kota Malang. Saat ini, kami dengan tim BPBD, Dinas Lingkungan Hidup (DLH), Palang Merah Indonesia (PMI), relawan dan semuanya bersama-sama membantu mengurangi kondisi yang ada. Supaya rumah warga dan lingkungan sekitar bisa kembali difungsikan,” katanya.
Dirinya menjelaskan, bahwa area yang terdampak adalah seluruh Daerah Aliran Sungai (DAS) Brantas. “Karena ini berkaitan dengan sumber Sungai Brantas di Kota Batu, sehingga yang terkena adalah seluruh aliran Sungai Brantas. Mulai dari Tlogomas, Penanggungan, Jatimulyo, Samaan, Kampung Putih di Rampal Claket, Polehan, Permadi, sampai Kotalama. Paling parah di RW 9 Kelurahan Jatimulyo,” bebernya.
Berkaitan dengan estimasi jumlah rupiah kerugian yang menimpa warga, Alie mengaku pendataan masih belum final. “Estimasi belum, kita masih pendataan dan sedang dalam asesmen. Tapi diperkirakan dari seluruh Kota Malang kurang lebih kerugian mencapai Rp750 juta sampai Rp1 miliar, karena kondisi kerusakan sangat banyak,” terangnya.
Sementara itu, relawan dari berbagai elemen pun turut bergerak dalam membantu penanganan terdampak banjir bandang. Bahkan, bersama warga juga nampak melakukan kerja bakti membersihkan lumpur akibat banjir. Berbagai unsur seperti TNI/Polri, Pemerintah Kota (Pemkot) Malang dan beberapa relawan lainnya turut membantu menormalkan kondisi titik-titik yang terimbas banjir. Salah satunya seperti di RW 9 Kelurahan Jatimulyo, Kecamatan Lowokwaru. Dimana Wali Kota Malang, Sutiaji, turun tangan ikut membantu warga.
“Kita terus koordinasi dengan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) ya karena melihat curah hujan saat ini. Bagaimana dan apa saja antisipasinya kalau curah hujan sudah mulai tinggi,” ujar Wali Kota Sutiaji.
Dirinya pun menekankan bahwa pihaknya akan terus bersiaga dengan bantuan komando dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Malang.
“Kami rolling terus bersama pak Kapolres, pak Dandim, bekerjasama dengan Taruna Siaga Bencana (Tagana). Kita pembagian tugas dengan satu komando dari BPBD,” sambungnya.
Sutiaji pun menjelaskan, bahwa gotong royong di tengah masyarakat Kota Malang luar biasa. Tak hanya perihal membersihkan lingkungan dari lumpur bawaan banjir, namun juga terkait logistik.
“Sebetulnya kalau sudah dibersihkan, ya sudah mendingan kondisinya. Kalau bantuan insyaallah dapur umum siap pagi , siang, sore. Kemarin saya mikir mau ngundang Pedagang Kaki Lima untuk bantu logistik warga terdampak, ternyata di lokasi malah masyarakat luar biasa saling tolong,” terangnya.
Sementara itu, pembersihan lingkungan juga dilakukan di RW 9, Kelurahan Samaan, Kecamatan Klojen. Camat Klojen, Heri Sunarka, menjelaskan bahwa sehari pasca banjir, pihaknya melakukan berbagai kegiatan bersama warga dan relawan.
“Setelah kemarin warga sudah kita tempatkan di posko pengungsian yang aman, hari ini kita lakukan pembersihan kampung. Ini kotor semua, sampah dibersihkan juga, dan kita semprot demi menormalkan situasi,” katanya.
Selain itu, trauma healing juga dilakukan bersama dengan relawan untuk anak-anak terdampak bencana banjir. “Ketiga, saya mencoba berkomunikasi dan koordinasi dengan Camat Lowokwaru berkaitan dengan bantuan logistik, dapur umum,” sambungnya.
Di Kecamatan Klojen sendiri, total pengungsi sebanyak 238 jiwa. Dikarenakan kemungkinan hujan masih akan mengguyur Kota Malang, Heri menghimbau warganya agar tak kembali ke rumah masing-masing.
“Yang di posko pengungsian tidak usah kembali pulang dulu, kalau untuk bersih-bersih , boleh. Selebihnya jangan kembali sebelum mendapat perintah dari satgas. Ditakutkan nanti banjir lagi,” tuturnya. (mus/sit/adv)