Kediri
Budidaya dan Tingkat Konsumsi Masyarakat Tinggi, Bupati Kediri Berharap Catatan Emas 4 Triliun Nilai Ekonomi Benih Lele
Memontum Kediri – Nilai ekonomi benih Lele di Kabupaten Kediri, bisa mencapai Rp 1,3 triliun pertahun. Bahkan, Bupati Kediri, Hanindhito Himawan Pramana, memprediksi hasil dari ikan konsumsi bisa meningkat hingga 4 triliun, setelah Bandara Dhoho beroperasi.
Mas Dhito-sapaan akrabnya juga menerangkan, bahwa Kabupaten Kediri mempunyai catatan emas dalam capaian benih Lele di angka 4 triliun. Sehingga, dengan adanya Bandara Dhoho, pihaknya optimis benih Lele akan kembali bisa mencapai angka yang diinginkan.
“Saya rasa, Kabupaten Kediri bisa mencapai angka 4 triliun pertahun. Itu karena, kita (Kediri, red) pernah di angka tersebut dan itu masuk di catatan saya,” kata Mas Dhito, Kamis (14/07/2022) tadi.
Faktor yang mempengaruhi tingginya nilai ekonomi Lele di Kabupaten Kediri, tambahnya, dikarenakan banyaknya pembudidaya lele yang tersebar di seluruh kecamatan. Lalu, perimbangan dari tingginya konsumsi masyarakat terhadap Lele.
Baca juga:
- KPU Kota Malang Susun Persiapan Debat Pertama Paslon Pilkada Kota Malang 26 Oktober
- Perkuat Integritas Kades, Pemkab dan Kejari Probolinggo Gelar Jaksa Jaga Desa
- Presiden dan Wapres Gelar Jamuan Santap Siang bersama Sebelum Purna Tugas bersama Menteri dan Lembaga
- Tingkatkan Pembangunan Fasilitas Olah Raga, Pemkot Malang Susun Desain Olah Raga Daerah
- Resmikan Bandara Dhoho Kediri, Menko Luhut Sebut Bandara Dhoho Proyek Percontohan Pertama Skema KPBU
Di samping itu, kata Mas Dhito, Kabupaten Kediri juga mempunyai bibit Lele unggulan yang disebut dengan Lele Mutiara. “Ini asli bibit yang memang dibuat oleh Dinas Perikanan Kabupaten Kediri. Saya yakin, Lele Mutiara ini bisa dikembangkan dengan masif,” ujar bupati yang kerap mengendari vespa ini.
Mas Dhito juga menambahkan, langkah strategis lain untuk mencapai targetnya adalah optimalisasi dan kolaborasi program dari Kementerian Kelautan dan Perikanan RI dengan Pemerintah Kabupaten Kediri ihwal budidaya ikan yang menjadikan satu desa di wilayahnya ini sebagai sentra lele. “Pare ini menjadi daerah perkotaan di Kabupaten Kediri. Salah satu desa ditetapkan sebagai Republik Lele. Maka, harapannya akan tumbuh republik-republik lele yang kemudian kita adopsi dan diimplementasikan di desa-desa lain,” tambahnya.
Kepala Dinas Perikanan Kabupaten Kediri, Nur Hafid, menambahkan bahwa dari nilai ekonomis Rp 1,3 triliun itu didapatkan dari 1,3 miliar ekor benih lele yang dibudidaya oleh 1500 pembenih yang ada di Kabupaten Kediri. “Kabupaten Kediri pertahun bisa memproduksi 1,3 miliar ekor,” katanya.
Nur Hafid juga menuturkan, Lele Mutiara yang disinggung oleh Mas Dhito, ini memang menjadi produksi unggulan karena memiliki daya hidup yang lebih lama dibandingkan dengen jenis lele lain sepeti Sangkuriang maupun Masamo. “Di samping itu, Lele Mutiara juga memiliki cita rasa tinggi,” paparnya.(kom/pan/sit)