Pemerintahan
Cak Thoriq dan Bunda Indah Berharap Kesenian Jaran Kencak Lumajang Bisa Menasional
Memontum Lumajang – Jaran Kencak merupakan salah satu ikon kesenian Kabupaten Lumajang Jawa Timur yang diperkirakan lahir sejak masa kerajaan Lamajang Tigang Juru. Hal ini diperkuat dengan bukti ditemukannya patung dari batu bata yang mirip dengan kuda kencak di kecamatan Kunir Lumajang.
Pemerintah Kabupaten Lumajang terus berupaya melakukan penataan event – event kebudayaan untuk melestarikan kesenian khas Kabupaten Lumajang, sehingga diharapkan dapat mendatangkan wisatawan lokal dan mancanegara.
Seperti halnya pada rangkaian Hari Jadi Kabupaten Lumajang (HARJALU) ke – 764 Sebanyak 90 peserta pawai Jaran kencak atau kuda menari yang menjadi kesenian khas Kabupaten Lumajang, tampil didepan Pendopo Arya Wiraraja, Sabtu (7/12/19) malam lalu. Kesenian ini merupakan salah satu Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) Indonesia, Jaran Kencak adalah kesenian kebanggaan dari Masyarakat Kabupaten Lumajang.
Warga Lumajang khususnya orang madura yang menjadi penduduk Lumajang sangat menggemari kesenian bernama Jaran Kencak ini dan sering pada tiap acara pernikahan, khitan digunakan untuk mengiringi acara-acara tersebut, hingga karnaval pemerintahan Hari Jadi Lumajang (Harjalu) Pentas seni Jaran Kencak ditampilkan sedemikian semarak.
Bupati Thoriqul Haq, M. ML berkeinginan, agar event warisan budaya tak benda Indonesia ini bisa me-nasional, dalam arti dapat menarik kalangan masyarakat luas untuk menikmati kesenian khas Budaya Lumajang, baik nasional maupun internasional. Pemkab Lumajang juga akan menyelenggarakan event – event dengan ide – ide yang lebih menarik di tahun yang akan datang.
“Kedepan kami akan melakukan kegiatan-kegiatan kesenian budaya yang lebih tertata lagi, sehingga nantinya dapat menarik wisatawan dari dalam dan luar Kabupaten Lumajang, bahkan mancanegara,” ujar Bupati, Rabu (11/12’2019).
Cak Thoriq sapaan Bupati Lumajang yang waktu lalu membuka secara resmi Jaran Kencak Glow In The Dark di rangkaian harjalu mengungkapkan, pawai jaran kencak kali ini, sengaja diadakan pada malam hari, sehingga terkesan berbeda dengan tahun – tahun sebelumnya.
“Jadi penyelenggaraan pawai kali ini berbeda dengan tahun – tahun sebelumnya, dulu di laksanakan siang, namun kali ini kita laksanakan malam hari agar lebih terpancar pakaian hias warna warninya dari jaran kencak,” kata Cak Thoriq.
Sementara itu, Wakil Bupati Lumajang, Ir. Indah Amperawati, M.Si., atau Bunda Indah Masdar menyebutkan, bahwa kegiatan itu merupakan sebagai bentuk untuk melestarikan jaran kencak sebagai seni khas dan unggulan di Kabupaten Lumajang.
“Jaran kencak ini menampilkan kuda yang dihias sedemikian rupa yang menari dengan mengikuti irama – irama lagu, jadi ini kesenian khas yang menarik di Lumajang yang menjadi kebanggaan kita,” ungkap Bunda Indah. (adi/yan)