Kota Malang

CAPTION, Energi Alternatif Bagi Nelayan

Diterbitkan

-

CAPTION, Energi Alternatif Bagi Nelayan

* Manfaatkan gelombang laut dan kantilever piezoelektrik

 
Memontum Kota Malang – Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Brawijaya (TE FT-UB) menorehkan prestasi dengan meraih juara dua di ajang Indonesia Energy Innovation Challenge (IEIC) 2018, yang diselenggarakan oleh Himpunan Mahasiswa Teknik Mesin Universitas Hasanuddin, 21-23 November 2018. Tim yang dipandegani oleh Kevin Rachman Firdaus, bersama dua rekannya Ariq Kusuma Wardana dan Mohammad Mufti Fajar, mengusung penelitian berjudul CAPTION (Cantilever Piezoelectric Energy Harvester with Energy Bank System for Fisherman) sebagai Alternatif Inovasi Teknologi Pemanfaatan Sumber Energi Kemaritiman.

Salah satu anggota tim, Ariq mengungkapkan, terciptanya karya ini dilatarbelakangi oleh kurang meratanya elektrifikasi pada masyarakat pesisir, sehingga menimbulkan kesenjangan dan menurunnya kesejahteraan bagi nelayan. Alat elektronik yang seharusnya membantu memudahkan nelayan, tapi karena kurangnya pasokan listrik justru menambah permasalahan baru. “Misalnya saja ada lemari pendingin ikan yang dialihfungsikan sebagai lemari baju. Selain itu, pemerintah juga menyadari, bahwa pembangkitan listrik berbahan dasar batubara perlu direvisi, sehingga pemanfaatan Renewable Energy perlu dimanfaatkan,” ujarnya.

CAPTION menawarkan alternatif solusi dengan memanfaatkan gelombang laut dan kantilever piezoelektrik. Piezoelektrik adalah alat pemanen energi yang bersumber dari getaran dan diubah menjadi tegangan listrik. Sistem kantilever menghasilkan getaran dan defleksi secara berulang. Sistem ini menghasilkan energi listrik yang murah dan mudah diaplikasikan.

Alat ini berbentuk gearbox yang diletakkan pada sisi kiri dan kanan kapal yang berisi pelampung, mekanisme gear, blade, serta kantilever piezoelektrik. Selain itu, alat ini dilengkapi juga dengan energy storage berupa accumulator untuk menjadi energy harvester. Mufti menambahkan, dari hasil survei didapatkan bahwa umumnya nelayan melaut selama 6-8 jam, sehingga dengan durasi tersebut, nelayan mampu menghasilkan energi sebesar 17,84 Wh – 22,12 Wh. Energi ini dapat semakin bertambah apabila dikembangkan dari segi kualitas dan kuantitas piezoelektriknya, menambah kuantitas defleksi piezoelektrik, serta lamanya penyimpanan energi.

Advertisement

Diikuti oleh 40 peserta dari 14 tim se-Indonesia, tim CAPTION mampu menarik perhatian dewan juri dari Kementrian ESDM dengan bentuk alat dan mekanisme yang cukup sederhana, namun berdampak besar. Dewan juri mengungkapkan, alat ini mampu menjadi alternatif solusi masalah elektrifikasi bagi daerah pesisir, sebab dibandingkan dengan generator yang rumit, alat ini cukup mudah dan sederhana bila diaplikasikan ke nelayan. Terlebih, alat ini cukup ekonomis, sebab hanya menghabiskan biaya sebesar Rp 950.000,-

Di bawah bimbingan Eka Maulana S.T., M.T., M.Eng., alat yang berupa prototype ini dipersiapkan kurang lebih selama 2 bulan, namun mampu memberikan hasil yang memuaskan. “Semoga ke depan alat ini mampu menemukan komponen tepat guna melalui beberapa pengujian. Terlebih, tim CAPTION berharap adanya berbagai kolaborasi yang mendukung penelitian, sehingga siap diaplikasikan pada nelayan di seluruh pantai di Indonesia,” harap Ketua Tim, Kevin. (rhd/yan)

Advertisement

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker

Refresh Page
Lewat ke baris perkakas