Blitar
Dinkop dan UM Kabupaten Blitar Gelar Pelatihan Batik dan Tas Tali Kur
Memontum Blitar – Upaya untuk mensejahterakan masyarakat terus dilakukan Pemerintah Kabupaten Blitar. Diantaranya dengan meningkatkan kemampuan dan keterampilan masyarakat, serta mengembangkan tenaga kerja.
Untuk itu Dinas Koperasi dan Usaha Mikro Kabupaten Blitar, menggelar pelatihan batik dan tas tali kur, Pelatihan yang digelar di Local Education Center (LEC) Kecamatan Garum Kabupaten Blitar, Senin (16/10/2017) ini, diikuti sebanyak 130 ibu rumah tangga.
Pelatihan ini dibuka langsung oleh Sekretaris Dinas Koperasi dan Usaha Mikro Kabupaten Blitar, A. Bambang Eko. Dalam sambutannya Bambang mengatakan, pengadaan kegiatan pelatihan ini sudah sesuai dengan visi misi Bupati Blitar yang mewacanakan untuk memakai batik khas Kabupaten Blitar. Selain itu, nantinya untuk pembuat batik sendiri akan ada kebanggaan tersendiri.
“Saya berharap para peserta pelatihan mengikuti kegiatan ini dengan sungguh-sunggu. Sehingga ke depan bisa mandiri sendiri atau bahkan bisa membuat usaha sendiri”, kata Bambang Eko, Senin (16/10/2017).
Sementara itu, Kepala Bidang Produksi dan Restrukturisasi Usaha Dinas Koperasi dan Usaha Mikro Kabupaten Blitar, Lyes Setyaningrum, AT. SP. MMA menjelaskan, bahwa pelatihan ini digelar selama 4 hari mulai Senin (16/10/2017) hingga Kamis (19/10/2017). Pelatihan ini diikuti 130 peserta yang belum mempunyai keterampilan dibidang batik dan tas tali kur.
“Tujuan utama pelatihan batik ini, bahwa Pemerintah Kabupaten Blitar ingin sekali mengangkat batik Kabupaten Blitar agar bisa dikenal lebih luas di masyarakat, baik di dalam Kabupaten Blitar maupun luar daerah”, jelas Lyes Setyaningrum kepada wartawan.
Lebih lanjut Lyes Setyaningrum menyampaikan, jika pihaknya sudah mengajukan Surat Edaran tentang kewajiban lembaga inspektoral memakai batik khas Kabupaten Blitar dihari-hari tertentu kepada Bupati Blitar untuk ditandatangani. Dan jika nanti sudah ditandatangani Bupati, pihaknya akan langsung mengedarkannya ke masing-masing lembaga.
“Untuk mendukung itu, kita melihat dari pemberdayaan pengerajin yang masih kurang, dan dari asosiasi merasa, bahwa nantinya jika Pemerintah bisa mendukung sepenuhnya, maka pekerjaan mereka akan terbantu melalui tangan terampil dari hasil pelatihan seperti ini. Sehingga harapannya para peserta bisa muncul di lingkungannya sendiri untuk menjadi sebagai pembatik ataupun bergabung dengan pengerajin yang sudah ada. Sehingga juga akan bisa menambah pendapatan mereka,” terang Lyes.
Menurut Lyes, untuk pelatihan tas tali kur ini, pihaknya mengambil narasumber langsung dari tim kreativitas Dodik Alvi yang berada di Srengat. Karena tas tali kur saat ini sudah mulai banyak permintaan. Sehingga mereka kewalahan, padahal sudah mempunyai tenaga kerja sebanyak 48 orang.
“Diharapkan ke depan para peserta ini bisa bekerja sama. Sehingga bisa saling menguntungkan”, ujarnya.
Lyes menambahkan, karena ada 2 narasumber, yaitu dari asosiasi batik dan tas tali kur, maka dari 130 peserta akan dibagi 2 bagian. Dimana yang mengikuti pengerajin batik 70, dan yang tas tali kur 60 orang. Sehingga masing-masing kelas konsentrasi pada keterampilannya masing-masing.
“Semoga saja ini nanti tidak hanya menjadi pekerjanya, tetapi bisa mandiri untuk bekerjasama, baik untuk pemasarannya ataupun lainnya. Setelah punya keterampilan ini juga bisa menghasilkan sesuatu yang bisa untuk meningkatkan pendapatan keluarga”, imbuh Lyes Setyaningrum. (fjr/yan)