Berita Nasional
Erick Thohir Minta Startup Kota Malang jadi ‘Avengers’ Ekonomi Digital
Memontum Kota Malang – Dunia baru membawa tantangan baru yang perlu ‘superhero’ baru. Layaknya film-film Marvel yang menghadirkan protagonis dan antagonis, yang terus berevolusi. Hal itu, disampaikan pada dialog langsung antara Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Erick Thohir dengan pelaku industri kreatif startup game dan aplikasi Kota Malang di salah satu Resto Malang, Sabtu (15/01/2022).
“Kita harus memastikan ekosistem kita sendiri yang menang. Maka dari itu, perlu superhero yang baru. Superhero-nya bukan saya, tapi kalian. Saya berharap lahir dari Kota Malang,” tegas Erick.
Menteri BUMN menegaskan, bahwa membangun ekosistem startup yang mendunia adalah mimpi besar yang sedang dijalani Indonesia dan membuat ‘ketar-ketir’ negara lain. Dirinya berpandangan, bahwa dalam menghadapi disrupsi ekonomi, Indonesia harus dapat menciptakan ekosistem sendiri.
“Kita harus mempunyai ekosistem sendiri, roadmap sendiri, dunia Indonesia, bukan dunia orang lain. Nah, ini momentum yang luar biasa, ekonomi Indonesia ini akan terus tumbuh sampai 2045. Jadi artinya apa? Potensinya luar biasa,” terang Erick.
Baca juga
- KPU Kota Malang Susun Persiapan Debat Pertama Paslon Pilkada Kota Malang 26 Oktober
- Perkuat Integritas Kades, Pemkab dan Kejari Probolinggo Gelar Jaksa Jaga Desa
- Presiden dan Wapres Gelar Jamuan Santap Siang bersama Sebelum Purna Tugas bersama Menteri dan Lembaga
- Tingkatkan Pembangunan Fasilitas Olah Raga, Pemkot Malang Susun Desain Olah Raga Daerah
- Resmikan Bandara Dhoho Kediri, Menko Luhut Sebut Bandara Dhoho Proyek Percontohan Pertama Skema KPBU
Optimisme tersebut ditopang berbagai fakta dan potensi, seperti makin menguatnya ekonomi kelas menengah dan semakin besarnya jumlah anak muda dalam struktur demografi Indonesia. Menteri BUMN mengatakan, pemerintah akan terus hadir mendukung upaya tumbuh kembang industri kreatif digital. Ia mencontohkan berbagai skema dukungan yang dikembangkan oleh BUMN.
Diantaranya inisiasi Sembrani dan Kiqani Fund sebagai platform pendanaan bagi startup yang bergerak di bidang fesyen, food and beverages dan kecantikan. Selain itu, ada juga skema Indonesia Digital Tribe dari PT Telkom dan Bank Mandiri yang menghadirkan digital mentorship program, hackathon, dan ruang showcase bagi puluhan prototipe terbaik.
“Semuanya dikembangkan dengan harapan mencetak generasi muda yang produktif dan tidak dieksploitasi sebagai pasar semata di mata dunia,” sambungnya.
Ketua Komunitas Startup Singo Edan (Stasion) Malang, Ziaelfikar Albaba, yang didapuk sebagai host kegiatan ramah tamah ini memaparkan, bahwa potensi besar subsektor game dan aplikasi dapat dilihat dari semakin bertambahnya jumlah pelaku usaha, talenta, event, dan kerja sama dengan berbagai pihak, termasuk Pemerintah Kota (Pemkot) Malang dan BUMN.
“Jumlah startup dari data member stasion di Kota Malang sudah mencapai 118 per Januari tahun 2022 dengan tiga segmentasi bidang startup. Product dan project based, product based dan product based (service),” terang pria yang biasa disapa Fikar itu.
Mewakili aspirasi para pelaku industri kreatif startup di Kota Malang, dirinya berharap, bahwa ruang-ruang kerja sama pengembangan dengan BUMN akan semakin terbuka di masa mendatang.
Wali Kota Malang, Sutiaji, mengaku sangat menyambut baik kunjungan dan perhatian yang diberikan Menteri BUMN Erick Thohir terhadap para insan kreatif di Kota Malang. Menurutnya ini adalah langkah maju industri kreatif yang ada di Kota Malang. Oleh karena itu, penyematan Kabupaten/Kota (KaTa) Kreatif 2021 terhadap Kota Malang memang sangat wajar jika melihat potensi yang dimiliki.
“Terima kasih atas kunjungan Bapak Menteri ke Kota Malang. Insha Allah, mohon dukungannya, potensi besar Kota Malang siap semakin mendunia dan Pemkot Malang siap terus hadir untuk anak-anak muda kreatif,” ujar Sutiaji saat dihubungi di tengah agenda kedinasan yang sedang diikutinya.
Sutiaji juga mengatakan, Kota Malang merupakan dari kesatuan wilayah yang dikenal dengan Malang Raya. Dengan luas wilayah sebesar 110,06 km2, berdiri 62 perguruan tinggi di Kota Malang yang membuat kota ini juga disebut sebagai kota pendidikan.
“Subsektor aplikasi dan game tumbuh sejak 2002 diawali dengan dibukanya jurusan yang berkaitan dengan teknologi informasi di beberapa perguruan tinggi di Kota Malang,” terang Sutiaji.
Selain itu, tren global yang saat itu mulai mengarah ke industri digital membuat Kota Malang menjadi ladang tumbuhnya ekosistem dalam subsektor aplikasi dan game ini. Di Kota Malang ada 92 perusahaan, studio/startup. Ada yang sudah dalam perusahaan produk maupun dalam usaha jasa (based on service).
“Lebih dari 2.200 serapan tenaga kerja. Freelancer atau pekerja lepas maupun yang sudah termasuk dalam tim/studio/perusahaan. Kemudian lebih dari 4.800 lulusan sarjana per tahun, 10 perguruan tinggi dengan jurusan yang berkaitan dengan aplikasi dan game,” paparnya. (hms/sit)