Pemerintahan

Festival HAM 2019 Jember, Pentingnya Peran Pemda dalam Perlindungan HAM

Diterbitkan

-

Bupati Jember dr Hj Faida MMr di festival HAM. (Kj1)
Bupati Jember dr Hj Faida MMr di festival HAM. (Kj1)

Jember, Memontum – Festival Hak Asasi Manusia (HAM) 2019 dilaksanakan di Jember, berlangsung dari Selasa (19/11/2019) – Kamis (21/11/2019). Festival ini merupakan kerjasama antara Komisi Nasional HAM, International NGO Forum on Indonesian Development (Infid) dan Pemerintah Daerah Kabupaten Jember, juga beberapa organisasi pendukung lainnya.

Koordinator Pemajuan HAM, Beka Ulung Hapsara mengatakan, alasan dilaksanakannya Festival HAM untuk menyediakan ruang bagi Pemerintah Daerah (Pemda) dan pemangku kepentingan berbagi pengalaman tentang penghormatan, perlindungan, dan pemenuhan HAM di tingkat lokal.

Festival juga dilatarbelakangi adanya Pemda yang selama 10 tahun terakhir menjadi institusi yang paling banyak diadukan terkait dugaan pelanggaran HAM.

“Hal ini menjadi perhatian dan keprihatinan Komnas HAM karena pemerintah daerah memiliki peran penting sebagai pemangku kebijakan, baik dalam penghormatan, pemenuhan dan perlindungan HAM,” kata Beka, Selasa (19/11/2019) siang.

Advertisement

Menurutnya, agenda Festival HAM 2019 memiliki cita-cita nasional agar 500 kabupaten/kota di Indonesia dapat mengadopsi kerangka kerangka kabupaten/kota HAM.

Festival HAM tahun 2019 diikuti oleh peserta dari 33 kabupaten dan kota di Indonesia, juga ada peserta dari 12 negara.

Festival dikemas dalam sesi pleno, paralel, serta sesi khusus itu bakal diikuti oleh 1.000 orang peserta dalam ruang. Sedangkan peserta luar ruang, melibatkan ribuan orang.

Pembukaan Festival HAM 2019 digelar di Alun-Alun Jember pada Rabu (19/11/2019) pagi. Pembukaan melibatkan 5.000 anak yang akan menarikan Tarian Bajul Ijo.

Advertisement

Bupati Jember, dr Hj Faida, MMR menjelaskan, kegiatan tersebut merupakan upaya membumikan HAM ke tingkat lokal. Terlebih juga diinisiasi dilaksanakan di tingkat internasional. Sehingga, pihaknya bersama organisasi lainnya gencar mempromosikan serta merumuskan prinsip-prinsip mengenai peran Pemda dalam perlindungan dan pemenuhan HAM.

“Suatu kehormatan bagi kami karena tahun ini Jember berkesempatan menjadi tuan rumah. Sehingga, hal ini menjadi semangat tersendiri bagi kami. Dipilihnya Jember sebagai tuan rumah bukan karena Jember sudah sempurna mengimplementasikan HAM, tetapi sebagai penghargaan dan spirit atas kesungguhan Pemda terutama karena sudah mendapat apresiasi dari PBB,” jelasnya.

Sebagai wujud komitmennya menciptakan kabupaten/kota ramah HAM, Pemkab Jember mentransformasikan prinsip-prinsip HAM ke dalam setiap pembuatan kebijakan di daerah.

Selain itu juga berpartisipasi dalam mewujudkan perlindungan HAM di dalam inisiatif-inisiatif internasional. Sehingga, bukan hal tabu Pemda yang melakukan hal tersebut adalah Pemkab Jember.

Advertisement

“Jember menyatukan prinsip HAM, SDGs dan program Pemda, belum banyak yang bisa menyatukan ketiga hal tersebut. Sehingga, ini menjadi satu kesatuan luar biasa, tidak ada kesejahteraan tanpa pemenuhan HAM,” jelas Faida.

“Pemenuhan HAM itu tidak dibicarakan saat masalah-masalah penyelewengan HAM, tetapi pada pembangunan, disitulah Pemda memiliki peran penting mengimplementasikannya. Jember dipilih juga karena banyaknya program berbasis HAM, membangun daerah berbasis HAM. Seperti hak ibu dan program-program yang berbasis gender,” imbuhnya.

Di bawah kepemimpinan Faida, Kabupaten Jember menjadi salah satu promotor kabupaten/kota ramah HAM di Indonesia.

Bahkan melalui berbagai aktivitas utamanya yang dilakukan Kabupaten/Kota Ramah HAM, Jember berusaha mempromosikan pelayanan publik yang prima, akuntabel, dan transparan. Sesuai dengan konsep Kota Ramah HAM.

Advertisement

Pemkab Jember senantiasa mendahulukan kepentingan publik, hadir dalam persoalan di masyarakat, menjaga kepercayaan rakyat dan para investor, serta selalu mengajak masyarakat untuk menjunjung tradisi belajar bersama.

“Dari sinilah, secara perlahan Jember tumbuh menjadi kabupaten yang terbuka bahkan berani mendeklarasikan diri sebagai kabupaten welas asih, memiliki pendidikan inklusif dan layak anak. Karenanya festival HAM di Jember, anak-anak memiliki porsi dan peran lebih daripada festival-festival lainnya, semangat ini diwujudkan oleh masyarakatnya. Jember pada akhirnya dinilai berhasil mengimplementasi HAM dengan baik,” ungkapnya.

Festival HAM 2019 tidak hanya menggelar berbagai diskusi tetapi juga mengajak peserta festival untuk mengunjungi berbagai tempat di Kabupaten Jember yang memiliki pembelajaran HAM, akuntabilitas, transparansi dan toleransi beragama. Panggung kesenian untuk para generasi muda Jember dan sekitarnya unjuk kebolehan juga tersedia. Panggung kesenian ini terbuka untuk ekspresi seni budaya lintas agama, sebagai simbol semangat toleransi di Jember. (Kj1/Yud/oso)

 

Advertisement
Advertisement
Lewat ke baris perkakas