SEKITAR KITA
Gandeng Katar Pakisrejo Tulungagung, Kemenkominfo Gelar Diskusi Tak Mudah Terprovokasi di Era Luapan Informasi
Memontum Tulungagung – Di era digital seperti sekarang, tindakan sosial sering kali terjadi di dunia maya, terutama di media sosial. Salah satu tindakan sosial yang sering terjadi, ialah hasutan atau provokasi melalui sarana digital oleh berbagai macam pihak.
Untuk mengantisipasi provokasi dan menjaga persatuan, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) bekerja sama dengan Karang Taruna (Katar) Pakisrejo, akan menggelar diskusi literasi digital di Desa Pakisrejo, Kecamatan Rejotangan, Kabupaten Tulungagung, Rabu (19/07/2023) besok malam sekitar pukul 19.00 WIB.
Diskusi luring (offline) bertajuk ‘Menghidupi Persatuan Indonesia: Jangan Mudah Terprovokasi di Era Luapan Informasi’ itu akan menghadirkan tiga nara sumber. Diantaranya, yaitu Wakil Ketua Relawan Teknologi Informasi dan Komunikasi (RTIK) Tulungagung, Mochamad Ismanu Roziqi, Direktur LKP Mira Ilmu Khotibul Umam, dosen Universitas Islam Negeri Sayyid Ali Rahmatullah Tuluangagung (UIN SATU), Deny Yudiantoro dan Ari Utami selaku moderator.
“Diskusi literasi digital masuk desa ini digelar gratis. Bisa diikuti dengan cara mengisi link registrasi peserta di https://s.id/DaftarTulungagung1907. Peserta akan mendapat e-sertifikat, juga hadiah e-money senilai Rp 1 juta untuk 10 peserta yang beruntung,” tulis Kemenkominfo dalam rilisnya, Selasa (18/07/2023) tadi.
Terkait tema diskusi, Kemenkominfo mengatakan, luapan informasi yang melanda media sosial, tidak hanya membawa informasi yang bermanfaat. Tidak jarang, luapan informasi tersebut berbentuk provokasi yang bisa membahayakan persatuan bangsa.
”Biasanya hal itu terkait dengan keamanan sosial, karena parameternya menyangkut tiga faktor. Yakni, politik, sosial dan budaya. Apalagi, karakter masyarakat Indonesia sangat mudah dipengaruhi oleh bentuk opini yang menyangkut ketiga faktor itu,” ujar Kemenkominfo dalam rilis.
Baca juga :
Kemenkominfo menambahkan, kurangnya kesadaran sekaligus daya kritis yang cenderung gegabah dalam menerima informasi, dapat menjadi sasaran empuk bagi oknum penyebar hoaks dan provokasi. Masyarakat butuh literasi terkait kompetensi kecakapan digital, khususnya verifikasi sebuah informasi.
”Provokasi negatif bisa sangat merugikan. Maraknya hoaks membuat masyarakat sangat mudah terprovokasi dan diadu domba demi kepentingan pihak yang tidak bertanggung jawab,” tegas Kemenkominfo.
Selain diskusi yang digelar ‘chip in’ di acara pengajian Gus Iqdam dan Hadrah itu, para peserta juga dapat berbelanja murah di bazar UMKM di lokasi acara. Literasi digital di tengah pengajian diharapkan mampu meningkatkan ketakwaan sekaligus keharmonisan dalam masyarakat.
Diskusi literasi digital pada lingkup komunitas, untuk diketahui, merupakan salah satu rangkaian kegiatan dalam program Indonesia #MakinCakapDigital (IMCD). IMCD diinisiasi Kemenkominfo untuk memberikan literasi digital kepada 50 juta orang masyarakat Indonesia hingga tahun 2024.
Tahun ini, program IMCD menargetkan 5,5 juta warga masyarakat sebagai peserta, utamanya mereka yang belum pernah mengikuti kegiatan literasi digital. IMCD sendiri bertujuan meningkatkan kemampuan masyarakat Indonesia dalam memanfaatkan teknologi digital secara positif, produktif dan aman.
Program #literasidigitalkominfo tahun ini dilaksanakan sejak 27 Januari 2023. Program Kemenkominfo yang berkolaborasi dengan Siber Kreasi dan 18 mitra jejaring ini membidik segmen pendidikan dan segmen kelompok masyarakat sebagai peserta.
Informasi lebih lanjut mengenai kegiatan dan info literasi digital dapat diakses melalui media sosial Instagram @literasidigitalkominfo, Facebook Fan Page dan Kanal YouTube Literasi Digital Kominfo serta website info.literasidigital.id. (hms/sit)