Berita Nasional

Hadiri Blitar Ethnic National, Menko PMK Disinyalir Terpeleset Ucapan saat Sampaikan Wasiat Bung Karno ingin Dimakamkan di Blitar

Diterbitkan

-

Hadiri Blitar Ethnic National, Menko PMK Disinyalir Terpeleset Ucapan saat Sampaikan Wasiat Bung Karno ingin Dimakamkan di Blitar

Memontum Blitar – Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Republik Indonesia, Muhadjir Effendy, menghadiri Blitar Ethnic National (BEN) Carnival 2022, Sabtu (27/08/2022) tadi.

Namun sayang, dalam prosesi sambutan yang diberikan oleh Menteri Muhadjir Effendy, disinyalir kepleset dalam menyampaikan keterangan atau ucapan mengenai wasiat Bung Karno. Di mana di situ disampaikan, berwasiat ingin di makamkan di Blitar.

“Di Indonesia ini, tidak ada yang sama dengan Kota Blitar. Dimana kota yang dipilih, yang diwasiatkan oleh almarhum founding father Indonesia, agar dimakamkan di Kota Blitar ini,” kata Menteri Koordinator Bidang PMK Republik Indonesia dalam sambutannya.

Lebih lanjut mantan Rektor Universitas Muhammadiyah Malang ini menyampaikan, jika dia meyakini, bahwa Bung Karno tidak akan mewasiatkan agar dimakamkan di Kota Blitar, seandainya Kota Blitar tidak mempunyai keistimewaan.

Advertisement

Baca juga :

Pernyataan Muhadjir tersebut, kontan menjadi hal yang perlu ditelusuri kembali kebenarannya. Pasalnya, selama ini beberapa literasi menyebut, Bung Karno berwasiat ingin dimakamkan di Batutulis Bogor.

Dalam buku ‘Bung Karno: Penyambung Lidah Rakyat Indonesia’ karangan Cindy Adams, Bung Karno mengatakan tidak ingin dikubur dalam kemewahan. Dalam tulisan Cindy Adams, Bung Karno mengatakan ingin beristirahat di bawah pohon rindang, dikelilingi pemandangan indah dan berada di sebelah sungai yang memiliki air jernih. Bung Karno hanya ingin keindahan negara yang dicintai dan kesederhanaan sebagaimana ia hadir.

Tulisan Cindy juga memyebutkan, Bung Karno berharap dimakamkan di tempat di bawah pohon yang rindang, dikelilingi oleh alam yang indah, di samping sebuah sungai dengan udara segar, pemandangan bagus, dingin, pegunungan daerah Priangan yang subur, sejuk, dimana Bung Karno kali pertama bertemu dengan petani bernama Marhaen. (jar/sit)

Advertisement
Advertisement
Lewat ke baris perkakas