Trenggalek
HSN 2018, Ribuan Santri dan Pelajar Meriahkan Pawai Obor
Ia juga mengingatkan bahwa di era globalisasi seperti saat ini, kejahatan paling berbahaya adalah kejahatan yang dilakukan melalui media sosial. Seperti hoax, ujaran kebencian dan isu sara maupun konten negatif lainnya termasuk radikalisme banyak ditemukan di media sosial.
“Saya berharap, generasi milenial saat ini harus berhati-hati dan menjaga kedaulatan bangsa dan Pancasila dengan bijak bermedia sosial. Kalau dulu mulutmu harimaumu, sekarang sudah berganti telunjukmu harimaumu. Jadi harus berhati-hati, ” tegasnya.
Terpisah, Wakil Bupati Trenggalek Mochammad Nur Arifin mengungkapkan, santri dan hari Pahlawan tak bisa dipisahkan. Tak akan ada Hari Pahlawan 10 November tanpa peran serta para santri dengan resolusi jihadnya yang dipekikkan oleh Bung Tomo. Ia pun meminta agar semua yang hadir meneladani semangat juang para Santri terdahulu dalam membela tanah air.
“Sekarang kita tinggal meneruskan dan menikmati hasil perjuangan. Jadilah generasi penerus yang membanggakan dan menjaga tanah air dan bangsa Indonesia, ” tuturnya.
Tak hanya itu, terlihat pula mantan Wakil Bupati Trenggalek, Mahsun Ismail serta aktivis Pramuka yang hadir diatas panggung untuk merefreksikan kembali suasana 73 tahun silam saat para santri dan arek-arek Suroboyo berjuang melawan tentara Inggris dengan membacakan pidato lengkap Bung Tomo.
Dengan suara yang menggelar penuh semangat, Mahsun Ismail mampu menggelorakan semangat perjuangan dengan pekik merdeka yang disambut serentak para santri dan pelajar yang hadir.
Acara juga di hadiri oleh jajaran Forkopimda, Ketua DPRD Kabupaten Trenggalek, MUI, FKUB, Muspika Pimpinan Ponpes se Kabupaten Trenggalek, Kepala Sekolah, perwakilan NU dan Muhammadiyah, serta Santri dan pelajar. (mil/yan)