Kediri
Inovasi ‘Sayang Gadis’ Jadi Program Layanan Dispendukcapil Kabupaten Kediri
Memontum Kediri – Jumlah penduduk persemester I Tahun 2022 sejumlah 1.674.140, memberikan tantangan tersendiri bagi Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Kediri, untuk tetap memberikan pelayanan terbaik bagi masyarakat. Berbagai inovasi, pun telah dihadirkan untuk memberikan pengalaman dan pelayanan yang memuaskan, serta memberikan layanan prima dalam penerbitan dokumen administrasi kependudukan kepada masyarakat.
Sahaja Lekat, Sahaja Online, Sahaja Prima adalah beberapa jenis layanan yang diminati oleh warga untuk mendapatkan dokumen Adminduk (administrasi kependudukan) secara cepat dan mudah. Tanpa disadari, hal itu ternyata ada beberapa kelompok masyarakat yang tidak mampu mengurus dan mengajukan dokumen Adminduk secara mandiri, karena keterbatasan fisik.
Karenanya, Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Kediri, pun memberikan solusi terhadap kendala yang dihadapi oleh masyarakat tersebut. Setelah melalui diskusi dan rapat internal serta rapat koordinasi, diputuskanlah bahwa perlu ada layanan yang tepat sasaran dan langsung menjangkau kelompok masyarakat yang memiliki keterbatasan akses layanan adminduk. Adalah ‘Sayang Gadis’ menjadi solusi jitu dari Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Kediri, untuk memberikan layanan yang tepat sasaran kepada kelompok masyarakat dan sebagai solusi bagi kelompok masyarakat untuk mendapatkan dokumen Adminduk, tanpa harus datang ke tempat pelayanan reguler. Sayang Gadis sendiri, merupakan akronim dari Sahaja Datang Bahagia Disalibilitas. Inovasi Sayang Gadis, bertujuan untuk memastikan bahwa masyarakat kaum disabilitas (difabel) mempunyai dokumen kependudukan. Sehingga, mereka akan lebih mudah dalam pemanfaatan dokumen Adminduk, serta mendapatkan pelayanan administrasi di instansi pengguna sesuai dengan kebutuhan mereka.
Menurut Kepala Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Kadisdukcapil) Kabupaten Kediri, Wirawan, bahwa target kepemilikan dokumen kependudukan bagi kaum difabel adalah 100 persen pada akhir tahun 2022. Ide utama dari inovasi layanan Sayang Gadis adalah untuk memberikan akses layanan yang terjangkau, mudah, cepat dan tanpa biaya bagi penduduk yang berkebutuhan khusus (difabel). Dimana, mereka dalam kondisi keterbatasan secara fisik maupun mental, tidak mampu mengurus dokumen kependudukan secara mandiri.
“Karena setiap penduduk mempunyai hak yang sama untuk mendapatkan pelayanan administrasi kependudukan, maka inovasi ini bertujuan memberikan solusi kepada masyarakat yang memiliki keterbatasan dan kelompok disabillitas. Utamanya, untuk yang belum bisa mendapatkan pelayanan Adminduk secara regular di titik-titik layanan sahaja,” tegas Kadisdukcapil Kabupaten Kediri, Senin (14/11/2022) tadi.
Baca juga :
- Kantongi 12 Penyebab dan Alasan Anak Putus Sekolah, Pj Wali Kota Malang Tekankan Intervensi Penanganan
- Dishub Kota Malang Bidik Sisi Eks Bioskop Kayutangan Heritage Jadi Titik Parkir Pengajuan Lahan
- Panen Jagung bersama Warga Desa Pagung, TMMD Kodim Kediri juga Perbaiki Akses Jalan Sawah
- BPBD Kabupaten Kediri Sosialisasi Tanggap Bencana di Lokasi TMMD Reguler
- Perumda Tugu Tirta Permudah Sambungan Baru untuk Masyarakat Kota Malang
Ditambahkannya, inovasi ini dimaksudkan juga berfungsi menjadi sarana koordinasi antar lembaga untuk berkolaborasi menjangkau layanan Adminduk bagi seluruh lapisan masyarakat. “Dalam pelaksanaan Sayang Gadis, Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil berkerjasama dengan pemerintahan desa dan kecamatan untuk berkoodinasi serta kerja sama dalam pengumpulan dan pendataan data warga yang membutuhkan layanan sesuai dengan kriteria yang diisyaratkan. Data-data yang telah dikumpulkan dari pemerintahan desa, dilaporkan ke Disdukcapil untuk selanjutnya direkapitulasi, dijadwalkan dan dipersiapkan untuk pendataan,” terangnya.
Fokus utama dalam pelayanan Sayang Gadis, tambahnya, adalah bagaimana penduduk yang menyandang disabilitas mendapatkan dokumen Adminduk tanpa perlu mendatangi tempat pelayanan secara reguler. Dengan kecanggihan teknologi, pelayanan secara mobile dapat dilakukan. Alat rekam biometrik, internet dan laptop adalah menjadi perangkat utama yang dibutuhkan untuk kegiatan perekaman.
“Dengan cakupan internet yang bisa sampai pelosok desa, maka dapat dimungkinkan pelayanan pendataan berupa perekaman dan penerbitan KTP-EL, akan kian optimal,” tambahnya.
Sunarji dari warga Desa Satak Kecamatan Puncu, yang sudah merasakan manfaat layanan Sayang Gadis, mengaku merasa sangat senang dan bersyukur serta menyambut baik program layanan Sayang Gadis. Karena selama ini, dirinya merasa kesulitan mendapatkan identitas untuk anggota keluarganya yang memiliki keterbatasan fisik.
“Dengan adanya layanan Sayang Gadis, anggota keluarga saya dapat identitas kependudukan untuk kebutuhan administrasi dan untuk pelayanan kesehatan,” ujarnya. (pan/sit/adv)