Kediri
Jaga Stok Pangan, Mas Dhito Pertemuan dengan Libatkan DKPP dan Dispertabun untuk Genjot Produktivitas Beras
Memontum Kediri – Bupati Kediri, Hanindhito Himawan Pramana, bersama jajaran melakukan pertemuan dalam rangka mengantisipasi dampak El Nino dan menyikapi perkembangan isu pembatasan impor beras, terutama dalam menjaga ketersediaan stok pangan di Kabupaten Kediri. Sebagaimana diketahui, selain dampak El Nino, belakangan beredar kabar negara pengekspor beras seperti India, pun melakukan pembatasan ekspor untuk menjaga keterjagaan stok dalam negeri.
“Mas Dhito fokus masalah pangan, apalagi ada El Nino kemudian isu pembatasan impor beras dari India. Jadi, beliau sudah ancang-ancang (persiapan berbuat sesuatu, red),” kata Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan (DKPP) Kabupaten Kediri, Tutik Purwaningsih, Selasa (29/08/2023) tadi.
Ditambahkan Tutik, melihat data yang ada, stok beras di Kabupaten Kediri, masih terbilang aman. Hanya saja, berdasarkan laporan Dinas Pertanian dan Perkebunan (Pertabun) Kabupaten Kediri, pada Agustus sampai Desember, luasan lahan yang ditanami padi hanya tersisa 20 persen.
“Ini yang perlu penyikapan. Artinya, dengan panenan yang sedikit dari luasan lahan ini, maka kebutuhan harus tetap tercukupi biar tidak tergantung sama Bulog,” ungkapnya.
Melihat situasi yang ada, ujarnya, guna menjaga stabilitas dan pasokan beras, langkah yang dilakukan yakni dengan terus memantau stok cadangan beras di 30 lokasi penggilingan. Termasuk Bulog, kemudian pantauan harga dan menggenjot produktivitas beras.
Baca juga :
“Sesuai arahan Mas Dhito, produktivitas juga harus naik,” tuturnya.
Sementara itu, Kepala Bidang Pengelolaan Pangan Dinas Pertanian dan Perkebunan (Pertabun) Kabupaten Kediri, Rini Pudyastuti, menyebut untuk menjaga stabilitas pangan pihaknya konsentrasi pada budidaya. Untuk meningkatkan produktivitas, teknologi pertanian yang telah didemplotkan di semua kecamatan, untuk bisa diterapkan petani. Dicontohkan, hasil teknologi pertanian yang diterapkan dapat menaikkan produksi hingga delapan ton perhektar.
“Rata-rata sekarang itu enam ton, tapi dengan demplot yang dilakukan bisa delapan ton,” bebernya.
Melalui keberhasilan itu, tambahnya, diharapkan dengan lahan tanam yang lebih luas, dapat menggenjot produktivitas beras. Adapun luasan lahan padi di Kabupaten Kediri dalam satu tahun yakni 45 ribu hektare dengan produktivitas gabah kering 30 ribu ton pertahun.
Berkurangnya lahan pertanian padi, ujarnya, salah satunya karena saat musim kemarau untuk lahan yang tidak menggunakan saluran irigasi full, membuat sebagian petani beralih ke tanaman jagung. Hal ini, karena dari segi perawatan komoditas jagung tidak membutuhkan perawatan lebih dibandingkan padi.
“Beberapa tahun ini padi turun tapi jagung naik, jadi hanya alih komoditas,” tandasnya. (kom/pan/sit)