SEKITAR KITA
Jatim Park Group Lock Down Mandiri Sampai 12 Agustus
Memontum Kota Batu – Manajemen Jatim Park Group, melakukan lock down mandiri hingga 12 Agustus. Langkah itu dilakukan, salah satunya untuk membantu upaya pemerintah dalam menekan penyebaran Covid-19.
Marketing and PR Manager Jatim Park (JTP) Group, Titik S Ariyanto, mengatakan bahwa langkah itu dilakukan untuk menekan penyebaran Covid-19 di Kota Batu. Di samping itu, juga karena beban operasional yang tidak sedikit untuk kebutuhan setiap bulannya. Sementara selama ini, ada sekitar 1700 pekerja dan 2500 rekanan yang menggantungkan hidup dari JTP Group.
Baca juga:
- Dugaan Penyalahgunaan Dana Hibah ke Musholla di Depan Rumah Mantan Bupati Lumajang Dilidik Polres
- Over Weight, Puluhan Personel Polres Trenggalek Lakukan Program Penurunan Berat Badan
- Lihat Konser Pembuka Jombang Fest 2024, Seorang Perempuan Terkena Ledakan Petasan
“Itu keputusan manajemen demi membantu menekan penyebaran Covid-19, yang masih terbilang tinggi. Dan kita akan buka sampai 12 Agustus nanti,” jelasnya saat dikonformasi di Wahana Jatim Park 1, Rabu (04/08) tadi.
Masih menurut Titik, ada beberapa pertimbangan, kenapa pihaknya menutup operasional wisatanya. Diantaranya, karena Kota Batu dan Jawa Timur, masih berstatus zona merah. Sehingga, untuk mendukung penurunan angka positif Covid-19 yang tinggi, 15 tempat wisata dan tempat rekreasi yang mengundang masa, tetap tutup dengan waktu yang telah ditentukan.
“Harapan kami, tidak hanya JTP Group. Namun, tempat wisata lain juga melakukan lock down mandiri. Tujuannya, agar penyebaran Covid-19, benar-benar bisa dihentikan. Sedangkan dampak penutupan, jujur saja ya sangat-sangat berdampak. Tidak hanya kepada kami, tapi pengusaha yang lain juga. Contoh lesunya okupansi hotel, berhentinya produksi UMKM, jasa transportasi mandek hingga karyawan yang harus dirumahkan,” terangnya.
Jatim Park Group, tambahnya, sampai saat ini belum pernah memutuskan hubungan kerja (PHK) kepada karyawannya. Kecuali, mereka yang mengundurkan diri.
“Secara tidak langsung, akan lebih besar pengeluaran ketimbang pemasukan. Meski banyak yang dirumahkan, tapi ada beberapa karyawan yang masih masuk. Tetapi, dilakukan aturan maksimal kerja 5 jam sejak Senin (02/08) kemarin,” tegasnya.
Disinggung berapa pengeluaran rutin selama tutup, Titik menyampaikan, berkisar Rp 4 miliar setiap bulannya. Karena selain gaji karyawan yang di bayarkan 50 persen, ada pengeluaran lain seperti untuk kebutuhan pakan hewan, listrik, WiFi dan pajak reklame.
Saat ditanya paling banyak pengeluaran di tempat wisatanya? Titik menjawab, berada di Batu Secret Zoo. Karena, kebutuhan pemenuhan makanan hewan yang ada di satwa tetap dilakukan.
“Saat pandemi, kunjungan sangat minim. Sekarang kita mengandalkan donasi yang dibuka secara mandiri. Karena, kebutuhan untuk memberi makan ribuan hewan tersebut mencapai Rp 500 juta per bulan,” terangnya. (bir/sit)