Jogo Suroboyo, Dishub Kenalkan Fasilitas Pemkot

Menurut Sartono, metode yang digunakan untuk mengedukasi masyarakat tersebut disesuaikan dengan usia dan kebutuhannya. “Nah ini jika anak SD akan lebih mudah mencerna jika diajari di lapangan, karena nuansanya tidak belajar formal seperti di kelas,” tambah dia.

Dengan adanya kegiatan ini, diharapkan anak usia dini memahami tata tertib lalu lintas dan terlebih mengedukasi lingkungannya. “Misalnya jika dibonceng orang tuanya, ia bisa mengingatkan untuk tidak menerobos lampu lalu lintas, memakai helm, dan masih banyak lainnya,” harap Staf Pengawasan dan Pengendalian Lalu Lintas.

Sementara itu, Guru Pendamping SDN VIII, Eko Suwono sangat mengapresiasi kegiatan ini. Karena anak-anak akan lebih cinta dan bangga menjadi warga Kota Surabaya.

Dengan adanya metode pengenalan lalu lintas secara langsung kepada anak didik, kata Eko, tentunya akan menumbuhkan stimulus untuk belajar lebih giat dan menjadi penerus bangsa yang unggul.

“Anak-anak akan mendapatkan pengalaman secara langsung, dan bisa menyampaikan ke teman-teman lainnya yang belum mengikuti kegiatan ini,” kata Eko.

Eko berharap agar kegiatan ini tetap berlangsung, karena dengan adanya sosialisasi ini sudah memberikan perubahan dan masyarakat lebih menaati peraturan lalu lintas.

Selama pengenalan tombol penyeberangan di depan Taman Bungkul Jalan Raya Darmo, Surabaya, sebanyak 25 siswa dengan antusias mendengarkan instruksi dari pihak kepolisian. Dengan serentak mereka mengungkapkan siap untuk menjaga keamanan dan ketertiban lalu lintas Kota Surabaya.

Salah satu siswa Carissa Adienda F (10 tahun) yang menduduki kelas 4 merasan senang bisa mengikuti kegiatan ini. Ia mengungkapkan sebelumnya takut untuk menyeberang jalan raya, namun karena sudah mengetahui caranya dia sudah berani. “Saya sudah berani menyeberang, sebelumnya takut,” pungkasnya. (est/ano/yan)

Laman: 1 2