Kota Batu
Kapolres Batu Gelar Silaturahmi dengan Pengurus IPSI Kota Batu
Memontum Kota Batu – Menyikapi kejadian yang menimpa dua mahasiswa UIN saat mengikuti diklat UKM Pencak Silat di Coban Rais beberapa hari lalu, Kepala Polisi Resor (Kapolres) Batu, AKBP Catur C Wibowo akhirnya bertemu dengan perguruan silat se-Kota Batu dan Pengurus Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI) Batu di Omah Kumpul, Kota Batu, Selasa (09/03).
Ajang pertemuan itu untuk menjalin silaturahmi dan perkenalan kepada ketua dan pengurus perguruan silat yang ada di Kota Batu.
“Alhamdulillah, ini bisa menjadi ajang pertemuan karena sebelumnya tidak ada acara seperti ini,” kata Catur di tengah-tengah acara.
Catur menjelaskan, kegiatan tersebut diharapkan agar para pengurus perguruan silat Kota Batu lebih saling kenal. Tujuannya untuk membangun keamanan dan ketertiban di masyarakat.
“Untuk menjaga keharmonisan antar perguruan silat demi terciptanya suasana kondusif di Kota Batu,” jelasnya.
Catur juga menegaskan, agar para pengurus dan ketua selalu melaporkan dan mengurus surat izin kegiatan. Hal itu untuk membangun koordinasi sehingga polisi bisa menjalankan tugasnya untuk menjaga keamanan dan ketertiban.
“Agar kami selaku Kepolisian bisa menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat,” tegasnya.
Sementara itu, Ketua IPSI Batu, Muladi menegaskan, kalau Pencak Silat bukanlah tempat ajang adu kekerasan fisik. Pencak Silat adalah sebagai sarana mendulang prestasi.
“Dalam AD-ART kami, Pencak Silat konsepnya adalah olahraga prestasi, membina dan membentuk atlet untuk berprestasi, bukan berkelahi atau kegiatan fisik yang keras,” ungkapnya.
Baca Juga : Polres Batu Periksa 11 Orang Akibat Meninggalnya Dua Mahasiswa UIN Malang
Muladi juga mengaku tidak mengetahui adanya kegiatan diklat UKM Pagar Nusa UIN Malik Ibrahim. Bahkan, dalam pengakuannya, ia mendapat informasi kalau kegiatan diklat itu tidak mengenakan pakaian yang semestinya, melainkan mengenakan seragam Pramuka.
“Untuk informasi itu saya masih belum tahu kebenarannya. Hanya saja yang saya dapat seperti itu. Kalau itu memang terjadi, seharusnya mengenakan seragam Pencak Silat,” ungkapnya.
Karena tidak ada pemberitahuan resmi, IPSI Batu tidak mengambil sikap apapun.
“Itu bukan ranah kami untuk menindak atau memberikan teguran kepada siapapun. Kami akan berhati-hati dalam rangka suatu kejadian yang mengatasnamakan Pencak Silat. Pencak Silat itu, menurut payung hukumnya sudah jelas,” paparnya.
IPSI Batu akan memberikan imbauan kepada anggotanya supaya kejadian serupa tidak terjadi lagi di Kota Batu. Dikatakan Muladi, kejadian diklat Pencak Silat hingga mengakibatkan korban jiwa baru pertama kali terjadi di Kota Batu.
“Kami imbau atas peristiwa yang tidak senonoh karena mengatasnamakan Pencak Silat tapi tidak menggunakan izin dan atribut semestinya,” jelasnya. (bir/ed2)