SEKITAR KITA
Kasus Aktif Covid-19 Ditemukan pada Anak-anak, Orang Tua Diimbau Disiplin Prokes
Memontum Surabaya – Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya mengimbau masyarakat maupun pada orang tua untuk disiplin protokol kesehatan (Prokes). Sebab, ditemukan banyak kasus bahwa Covid-19, juga dialami pada anak-anak.
Kepala Humas Pemkot Surabaya, Febriadhitya Prajatara, mengatakan bahwa data yang diperoleh dari Dinas Kesehatan (Dinkes) Surabaya, ditemukan 36 kasus aktif Covid-19 pada anak-anak. Data tersebut tercatat, hingga Selasa (22/06) lalu.
Baca juga:
- Over Weight, Puluhan Personel Polres Trenggalek Lakukan Program Penurunan Berat Badan
- Lihat Konser Pembuka Jombang Fest 2024, Seorang Perempuan Terkena Ledakan Petasan
- Masa Kampanye Pilkada 2024 Bakal Jadi Perhatian Operasi Zebra Semeru
“Untuk kasus aktif Covid-19 pada anak, antara usia 0-18 tahun. Tertanggal 22 Juni 2021, ada 36 kasus,” kata Febri Kamis (24/06) tadi.
Selain itu, kata Humas, jumlah kasus aktif pada anak tersebut, terdiri dari usia 0 hingga 18 tahun. Dengan rincian, usia 0-2 tahun ada 2 kasus, usia 3-6 tahun ada 12 kasus, usia 7-12 tahun ada 8 kasus, usia 13-15 tahun ada 1 kasus, dan usia 16-18 tahun ada 13 kasus. Rata-rata kasus aktif yang ditemukan pada anak-anak ini tanpa gejala.
“Rata-rata kalau anak-anak, khususnya usia 0-12 mohon maaf dari orang tua, mungkin dari keluar atau pulang kerja tidak langsung membersihkan diri tapi menyapa anaknya. Ini berdasarkan hasil tracing dari rekan-rekan Dinkes di lapangan,” ungkap Kepala Humas Pemkot Surabaya.
Sedangkan, lanjutnya, untuk anak usia 13 sampai 18 tahun, terpapar karena kurang sadarnya pengetahuan akan protokol kesehatan. Hal ini, tentu perlu diantisipasi bersama oleh para orang tua. Sebab, meski usia masih muda, juga sangat rentan terpapar Covid-19.
“Anak-anak muda ini perlu ditingkatkan kesadaran protokol kesehatan. Meskipun masih muda, sangat rentan sekali penularan,” jelasnya.
Menurut Febri, data kasus aktif Covid-19 pada anak ini, juga bersifat dinamis. Peningkatan ini juga dapat dipengaruhi dari pola hidup masyarakat. Jadi, ketika terjadi lonjakan Covid-19, maka otomatis berpengaruh pula pada anak-anak.
“Kembali lagi kita lihat yang terjadi pada anak ini bisa dipengaruhi dari orang tuanya. Ketika kasus sekarang terjadi lonjakan, otomatis berpengaruh juga terhadap anak-anak,” terang Febriadhitya Prajatara.
Sementara itu, Dinkes Surabaya juga mencatat, terkait positivity rate yang ada di Kota Pahlawan, berdasarkan data kumulatif hingga Selasa (21/06) lalu, berada diangka 19 persen. Positivity rate sendiri sifatnya berjalan secara dinamis.
Selain itu, Febri mencontohkan, ketika memasuki Minggu ke-65, antara tanggal 7-13 Juni, positivity rate di Surabaya sekitar 10,73 persen. Kemudian terjadi peningkatan ketika masuk Minggu ke-66, antara tanggal 14-20 Juni 2021 berada di-angka sekitar 21 persen.
Namun, ketika memasuki Minggu ke-67, menurun menjadi 19 persen. Meski demikian, sebelum tanggal 4 Juni 2021, positivity rate di Surabaya pernah mencapai 4 sampai 7 persen.
“Ini semua kita berharap dengan disiplin protokol kesehatan, 5M diterapkan secara disiplin, maka kita bisa menekan angka Covid-19 yang di Kota Surabaya. Karena kami juga di pemkot sedang memaksimalkan vaksin untuk warga, masyarakat umum,” kata Febri. (ade/ed2)