SEKITAR KITA
Kemenkominfo Bahas Tantangan Transformasi Digital bagi Kemajuan Perekonomian di Balai Desa Pojok
Memontum Tulungagung – Transformasi digital telah bergerak maju dengan sangat cepat. Nilai industri digital Indonesia tumbuh secara signifikan dari US$ 41 miliar pada tahun 2019 menjadi US$ 77 miliar pada tahun 2022 dan diperkirakan akan meningkat menjadi US$ 130 miliar pada tahun 2025. Hal itu, terutama didorong oleh e-commerce, transportasi dan pengiriman makanan, perjalanan online dan media online
Untuk menjaga akselerasi pertumbuhan mencapai target, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) bekerja sama dengan Panitia Bersih Desa, akan menggelar diskusi literasi digital di Balai Desa Pojok, Kecamatan Campurdarat, Kabupaten Tulungagung, Selasa (08/08/2023) besok malam pukul 19.00 WIB.
Diskusi luring (offline) yang ‘chip in’ di acara bersih desa dan dimeriahkan dengan pertunjukan wayang kulit bersama dalang Ki Eko Kondho Prisdianto itu, mengusung tema ‘Tantangan Transformasi Digital bagi Kemajuan Perekonomian’. Diskusi akan menghadirkan tiga nara sumber, yakni Wakil Ketua Relawan Teknologi Informasi dan Komunikasi (RTIK) Tulungagung, Mochamad Ismanu Roziqi, Ketua Program Studi Ekonomi Syariah STIA Muhammadiyah Tulungagung, Mei Santi, direktur LKP Mitra Ilmu, Khotibul Umam dan Mohammad Noviyanto selaku moderator.
Baca juga:
”Diskusi literasi digital masuk desa ini digelar gratis. Bisa diikuti dengan cara mengisi link registrasi peserta di https://s.id/DaftarTulungagung0808. Peserta akan mendapat e-sertifikat, juga hadiah e-money senilai Rp 1 juta untuk 10 peserta yang beruntung,” tulis Kemenkominfo dalam rilis, Senin (07/08/2023) tadi.
Terkait tema diskusi, Kemenkominfo menjelaskan, transformasi digital mengubah paradigma ekonomi dan masyarakat global. Banyak hal positif yang dibawa oleh transformasi digital ini. Termasuk di antaranya, memanfaatkan digitalisasi untuk mencapai tujuan ekonomi dan bisnis.
”Transformasi digital adalah masa depan ekonomi dan bisnis. Meskipun digitalisasi memiliki banyak manfaat bagi bisnis dan ekonomi, namun digitalisasi juga memiliki tantangan yang perlu diatasi,” jelas Kemenkominfo dalam rilis.
Tantangan tersebut, lanjut Kemenkominfo, pertama, kurangnya literasi digital masih menjadi PR besar bagi kita semua. Kedua, pemerataan akses dan kesetaraan dalam literasi digital di antara warganya. ”Selain itu, masih banyak tantangan lain ekonomi digital seperti keamanan siber, sumber daya manusia, akses internet, dan regulasi yang harus diselesaikan bersama secara bertahap,” imbuh Kemenkominfo.
Kemenkominfo menambahkan, pandemi Covid-19 juga mempercepat transformasi digital, dan membuat masa depan datang lebih cepat dari yang dibayangkan. Hasil survei mengkonfirmasi pergeseran cepat interaksi pelanggan dengan saluran digital.
”Rata-rata, 58 persen interaksi pelanggan di dunia setelah pandemi Covid-19 bersifat digital dibandingkan dengan 36 persen pada periode sebelum pandemi, bahkan sekarang menjadi 80 persen,” papar Kemenkominfo.
Untuk diketahui, diskusi literasi digital pada lingkup komunitas merupakan salah satu rangkaian kegiatan dalam program Indonesia #MakinCakapDigital (IMCD). IMCD diinisiasi Kemenkominfo untuk memberikan literasi digital kepada 50 juta orang masyarakat Indonesia hingga tahun 2024.
Tahun ini, program IMCD menargetkan 5,5 juta warga masyarakat sebagai peserta, utamanya mereka yang belum pernah mengikuti kegiatan literasi digital. IMCD sendiri bertujuan meningkatkan kemampuan masyarakat Indonesia dalam memanfaatkan teknologi digital secara positif, produktif, dan aman.
Program #literasidigitalkominfo tersebut tahun ini dilaksanakan sejak 27 Januari 2023. Berkolaborasi dengan Siber Kreasi dan 18 mitra jejaring, program ini membidik segmen pendidikan dan segmen kelompok masyarakat sebagai peserta.
Informasi lebih lanjut mengenai kegiatan dan info literasi digital dapat diakses melalui media sosial Instagram @literasidigitalkominfo, Facebook Fan Page dan Kanal YouTube Literasi Digital Kominfo serta website info.literasidigital.id. (hms/sit)