KREATIF MASYARAKAT
Krecek Pelem Podang, Makanan Tradisional Kediri Pengganti Lauk Pauk yang Cocok Dicampur Mie

Memontum Kediri – Mangga Podang menjadi salah satu komoditi unggulan sektor pertanian di Kabupaten Kediri. Pohon Mangga Podang, paling banyak tersebar di wilayah barat sungai, yang ada di tiga kecamatan yaitu Kecamatan Banyakan, Grogol dan Kecamatan Tarokan.
Buah Mangga Podang sendiri, memiliki ciri khas berbeda dengan mangga jenis lainnya. Masyarakat sekitar menyebutnya dengan mangga ‘bokong abang’ (Pantat Merah). Jika sudah masak, warna mangga ini akan kuning kemerah dan rasanya sangat manis.
Mangga Podang sendiri, hanya memiliki satu kali musim panen antara bulan Oktober, November dan Desember. Saat musim panen tiba seperti sekarang ini, harganyapun turun drastis bisa mencapai angka Rp 3.000 perkilogram.
Melimpahnya buah Mangga Podang saat panen raya dan harganya murah, biasanya membuat masyarakat sekitar enggan untuk memanennya. Alhasil, busuk dan jatuh sendiri dari pohon.
Baca juga:
Namun, hal itu tidak berlaku bagi Ridwan Efendi, warga asli Desa Bulusari, Kecamatan Tarokan, yang memiliki cara untuk mengolah buah Mangga Podang menjadi bahan makanan yang cukup lezat yang warga sekitar menyebutnya ‘Krecek pelem’ atau istilah lainnya Karak Mangga.
Menurut Ridwan, makanan ini adalah resep turun temurun sejak nenek moyang. Cara mengolahnya, pun sangat sederhana, yaitu setelah dikupas dan diiris tipis-tipis, mangga kemudian dilumuri abu. Setelah merata, baru dijemur hingga kering sempurna.
“Karak Mangga biasanya digunakan untuk pengganti lauk pauk dan dapat pula dijadikan bothok dengan dicampur dengan kelapa muda. Lebih enak lagi, bila dimasak tumis bareng mie. Teksturnya kenyal seperti kita makan jamur,” terangnya saat membuat krecek di rumahnya, Selasa (03/10/2023) tadi.
Masih kata Ridwan, semakin berkembangnya zaman dan banyak bermunculan rumah makan mewah, sekarang sudah jarang warga yang masih memproduksinya untuk dikonsumsi sendiri. “Padahal bahan makanan tradisional seperti krecek pelem ini terbilang sangat ekonomis dan dijamin tanpa bahan pengawet. Jadi aman dikonsumsi oleh siapa pun,” ungkapnya.
Karenanya, dirinya pun berharap makanan tradisional ini tetap berjaya dan lestari di lingkungan masyarakat. “Saya berharap, makanan ini dapat kembali berjaya seperti pada zaman nenek moyang kita dahulu. Apalagi, jika musim panen Mangga Podang juga sangat melimpah. Sehingga, tinggal diolah dan tidak mensia-siakan buahnya,” paparnya. (kom/pan/sit)

-
Hukum & Kriminal4 minggu
Pengelola Rumah Bersubsidi di Sumbersuko Lumajang Diperiksa Unit Tipidkor Polres
-
Hukum & Kriminal3 minggu
Pulbaket Dugaan Penyalahgunaan Pembangunan dan Penjualan Rumah Subsidi Sumbersuko Terus Didalami
-
Kota Batu4 hari
Batu Shining Orchids Week 2023 Didorong Jadi Tuan Rumah Pameran Anggrek Tingkat Asia Pasifik
-
Jember4 minggu
Libatkan Swasta Melalui CSR, Pemkab Jember Lakukan Pasar Murah dan Pemberian Makanan Tambahan
-
Kediri4 minggu
Menang Telak Lawan Madura United, Mas Dhito: Komunikasi dan Disiplin Tim Sangat Bagus
-
Politik3 minggu
Alat Peraga Kampanye Tetap Eksis, Bawaslu Trenggalek Akan Lakukan Penertiban
-
Kabar Desa3 minggu
Gebyar Pembangunan Perkebunan Jatim, Ketua Gapoktan Margo Makmur Terima Paket Pengolahan Kopi
-
Kota Malang3 minggu
Ketua DPC PDI-Perjuangan Kota Malang Tegaskan Pentingnya Komunikasi dalam Penertiban Simbol Parpol