Kota Malang
Masa Tanam Padi Mundur, Dispangtan Jatim Pastikan Stok Beras Aman hingga Idul Fitri
Memontum Kota Malang – Melonjaknya harga beras yang saat ini terjadi dipasaran, disebabkan karena jadwal tanam padi mengalami kemunduran. Yakni, seperti akan dimulai pada April 2024 mendatang. Hal itu, dikatakan Kepala Bidang Ketahanan Pangan Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (Dispangtan) Provinsi Jawa Timur, Pujiati Ningsih.
Meskipun demikian, perempuan yang disapa Pujiati, menyampaikan bahwa ketersediaan beras saat ini masih cukup aman hingga perayaan Idul Firi. Bahkan, juga dapat memenuhi tiga hingga lima bulan ke depan.
“Insyaallah, beras masih cukup aman. Hari ini pun harga beras sudah mulai turun. Dipasaran pun terus merangkak turun dan kita dari pemerintah akan berusaha terus untuk melakukan stabilisasi harga dan pasokan, agar masyarakat dapat mendapatkan harga bahan pangan yang terjangkau,” kata Pujiati, saat ditemui di kegiatan Gerakan Pangan Murah, Kamis (07/03/2024) tadi.
Baca juga:
Ditambahkannya, jika dalam kegiatan Gerakan Pangan Murah yang digelar di Taman Gayam, Kecamatan Klojen, Kota Malang, juga telah disediakan beras SPHP sebanyak 8 ton, dengan harga yang dijualkan Rp 10.200 perkg. Kemudian, disediakan juga gula pasir sebanyak 200 kg, dengan harga Rp 16 ribu perkg.
“Jadi harga beras per 5 kg, itu kita pasarkan Rp 51 ribu untuk di Gerakan Pangan Murah. Selain itu, juga ada bawang merah, bawang putih, cabai besar, cabai kecil, daging ayam serta olahannya dan juga ada produk-produk UMKM Kota Malang,” ujarnya.
Pihaknya berharap, melalui kegiatan Gerakan Pangan Murah, nantinya dapat terjadi stabilisasi pasokan dan ketersediaan dengan baik. Terlebih, juga menjelang Bulan Ramadan dan Hari Raya Idul Fitri.
“Insyaallah, nanti ketersediaan pangan dan pasokan pangan, itu hingga menjelang Idul Fitri ini cukup aman,” paparnya.
Sementara itu, salah satu warga Jalan Nangka, Kelurahan Bareng, Kecamatan Klojen, Kota Malang, Yuliati, menyampaikan bahwa harga beras yang ada dipasaran dan yang ada di Gerakan Pangan Murah cukup berbeda jauh. Jika biasanya mengeluarkan uang hingga Rp 80 ribu, kini hanya cukup mengeluarkan Rp 51 ribu untuk mendapatkan 5 kg beras.
“Harga beras diluar itu memang masih tinggi, berbeda dengan yang dijualkan disini. Itu tentu membuat saya kesulitan. Apalagi, beras termasuk bahan pokok utama untuk kebutuhan makan sehari-hari,” ucap Yuliati.
Selain itu, menurut Yuliati harga komoditi lainnya yang dijualkan dalam Gerakan Pangan Murah tersebut, memiliki perbedaan harga sekitar Rp 1.500 hingga Rp 2 ribu. Seperti, harga gula, minyak, telur hingga bawang merah dan bawang putih.
“Tadi sama beli gula harganya Rp 16 ribu, sama minyak juga. Ada selisih dengan dipasaran sekitar Rp 1.500 sampai Rp 2 ribu. Tentu dengan harga segitu dapat membantu untuk sehari-hari,” imbuhnya. (rsy/sit)