Kota Malang

Minat Baca Warga Indonesia Urutan Ketiga Dunia

Diterbitkan

-

Minat Baca Warga Indonesia Urutan Ketiga Dunia

Memontum Kota Malang — Keberhasilan Pemkot Malang dalam mengelola Perpustakaan menjadi tolak ukur pengelolaan Perpustakaan tingkat nasional. Ditandai dengan kehadiran pejabat Direktorat Badan Pustaka Nasional, Dra Lusia Damayanti.

Lusia datang ke Kota Malang untuk menghadiri safari minat baca untuk mengimplementasikan gerakan Revolusi Mental melalui Pengetahuan Dalam Rangka Meningkatkan Indeks Literasi Masyarakat.

Katanya, saat ini angka minat baca dan minat menulis penduduk Indonesia berada diurutan ketiga dari urutan ke empat yang paling baik di dunia.

Kepala Seksi Direktoray Badan Pustaka Nasional Dra Lusia Damayanti (man)

Kepala Seksi Direktoray Badan Pustaka Nasional Dra Lusia Damayanti (man)

“Kita terus mengejar supaya minat baca dan menulis warga Indonesia sebanding dengan negara maju,” terang Kasi Direktorat Badan Pustaka Nasional, Dra Lusia Damayanti, Selasa (27/2/2018) siang.

Kata dia, untuk menumbuhkan minat baca harus dimulai dari usia dini. Maka peranan orang tua sangat besar agar anak anaknya memiliki semangat untuk selalu membaca dan menulis di rumah dan disekolah.

Advertisement

Menurut Lusia, budaya warga Indonesia kebancakan mendengar. Tapi hal itu mulai digeser. Warga Indonesia sekarang ini sedang berusaha untuk selalu membaca dalam berbagai kegiatan.

Misalkan saja untuk kalangan pendidikan usia dini. Kini walimurid tidak sekedar mengantarkan anak anaknya kesekolah. Mereka juga menggelar berbagai acara yang berkaitan dengan budaya membaca dan menulis.

“Lebih efektif untuk meningkatkan budaya membaca dan menulis bagi anak anak adalah dengan cara mendongen. Tapi proses mendongengnya sambil membaca buku. Dengan cara itu minat baca dalam keluarga akan naik,” tambah Lusia.

Berikutnya Lusia menyatakan, saat ini ada 67 ribu judul buku yang diajukan penulis di Indonesia untuk mendapatkan ISBN (International Standard Book Number).

Advertisement

Ini artinya bahwa semangat warga Indonesia untuk menulis sangat tinggi. “Kita juga menyiapkan sumber informasi dalam bentuk konfensional dan digital untuk mendukung gerakan minat baca warga Indonesia,” tambah dia.

Kalaupun saat ini ada kelompok masyarakat minat bacanya rendah. Hal itu dipengaruhi banyak hal. Bisa saja karena keterbatasan bahan bacaan baik yang disediakan oleh perpustakaan maupun yang tersebar di masyarakat.

Faktor lain yang tidak kala penting adalah keterbatasan akses terhadap bahan bacaan baik secara online maupun offline. Untuk mengatasi hal tersebut, berbagai program telah dilakukan. Salah satunya adalah bantuan stimulan ke berbagai jenis perpustakaan.

“Peran perpustakaan adalah untuk menghubungkan antara sumber pengetahuan dengan pengguna pengetahuan perpustakaan sebagai rumahnya untuk mencari sumber pengetahuan,” jelas dia. Berikutnya Lusia berharap agar semua pihak melakukan tindakan nyata yaitu mendorong semua jenis perpustakaan menjadi garda terdepan supaya dapat dimanfaatkan menjadi sumber pengetahuan bagi setiap orang. (man/yan)

Advertisement
Advertisement

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker

Refresh Page
Lewat ke baris perkakas