Surabaya
Money Politic Masih Jadi Favorit Masyarakat
Memontum Surabaya – Pusat Studi Anti Korupsi dan Demokrasi (PUSAD) Universitas Muhammadiyah (UM Surabaya) merilis tiga hasil riset tentang elektabilitas partai politik, potensi konflik dan praktik money politic. Satria Unggul Wicaksono selaku Direktur PUSAD UM Surabaya memaparkan jika lembaganya telah menemukan persaingan sengit elektabilitas parpol di Jawa Timur (Jatim) antara PDI Perjuangan 21,80 persen dan disusul PKB 21,68 persen.
Disusul dengan yang lain seperti, Gerindra 14,30 persen, Golkar 7,10 persen, Demokrat 4,5 persen. Sementara itu, ada beberapa partai yang diambang batas perliementary tresshold (PT). Seperti PAN 2,70 persen, Nasdem 1,90 persen, 1,90 persen, PPP 1,60 persen, Perindo 1,3 persen dan Hanura 1,2 persen. Serta ada juga beberapa parpol dengan tingkat keterpilihannya dibawah 1 persen, seperti PSI, Partai Garuda, Partai Berkarya, PBB dan PKPI.
Satria menegaskan, hal ini diperkuat karena masyarakat Jatim dikenal dengan masyarakat nasionalis abangan dan santri. Selain faktor sosiologis, ada juga karena faktor pemilihan calon presiden dan wakil presiden.
“Ini menjadi dasar dari mengereknya elektoral parpol seperti PDI Perjuangan dan PKB mendulang suara tertinggi di Jatim. Selain itu Gerindra juga terkatrol karena sosok Prabowo,” ungkap Satria di dalam acara Talkshow dan Rilis Hasil Riset di Gedung At-Tauhid Tower Lantai 13, UMSurabaya, Kamis (24/1/2019).
Sementara itu, ditilik dari potensi konflik terhadap masyarakat Jatim di pemilu 2019, ia memaparkan seruan atas nama agama kian meninggi dengan perolehan sebanyak 40,5 persen. “Selain itu masalah penyalahgunaan perizinan 24,5 persen, isu hoax dan black campaign 13,2 persen, isu SARA 11,8 persen dan netralitas ASN dan penyalahgunaan APBD dan APBN sebanyak 10 persen,” paparnya.
Tak kalah penting, selain kedua hasil penelitian itu, PUSAD juga merilis hasil tentang potensi money politic di daerah Jatim. Satria mengatakan, money politics menjadi tantangan besar untuk menciptakan luber (lugas dan bersih serta jurdil (jujur dan adil) dalam pemilu 2019.