Surabaya
Money Politic Masih Jadi Favorit Masyarakat
Satria menganggap praktik money politic sangat menentukan piliham elektoral dengan presisi oleh masing-masing paslon. Menurutnya inilah yang menjadi keprihatinan publik yang ia temui di berbagai Kabupaten/Kota di Jatim.
Berdasarkan hasil survei, sebanyak 66,50 persen masyarakat di Jatim tetap menerima politik uang yang diberikan calon, entah itu dari capres-cawapres atau perseorangan caleg. Namun yang menjadi unik, meskipun sudah menerima dana dari para calon tersebut, masyarakat Jatim tetap memilih berdasarkan hati.
“Saya rasa para pemilih sudah cerdas untuk memilih pemimpin. Tetapi yaitu godaan uang itu sangat kuat sekali. Ada 15 persen pemilih yang memilih seperti itu, dan ada juga 16,67 persen orangnya menerima uang tapi tidak memilih, bahkan hanya 1,87 masyarakat di Jatim menolak money politik,” terang Satria.
Diketahui survei ini dilaksanakan pada bulan November hingga Desember 2018 di 38 Kabupaten/Kota se-Jawa Timur. Survei ini juga menggunakn metode multistage random sampling. Selain itu PUSAD juga menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan studi pustaka, untuk memperkuat paradigma penelitian dan mengurai persoalan.
Sementara itu, Rektor UMSurabaya Sukadiono memberikan apresiasi khusus kepada PUSAD. Karena pusat studi tersebut sudah berinisiatif untuk melakukan survei terkait elektoral parpol. Ia menilai langkah antisipasi terhadap eskalasi politik memang semakin memanas, ditambahkannya pengaruh media sosial (medsos) sangat vital di tahun politik ini.
“Pengaruh medsos memang sangat erat kaitannya dengan pemilihan pemilihan presiden (pilpres) dan pemilihan legislatif (pileg). Saya cukup mengapresiasi niat baik teman-teman, PUSAD ini saya kira sudah menjadi kepercayaan Pimpinan Muhammadiah Jatim,” pujinya.
Dengan itu ia berharap, langkah ini bisa menjadikan rintisan awal yang bagus sebagai pusat lembaga survei di daerah. Selain itu, Suko, sapaannya, ingin PUSAD UMSurabaya bisa menjadi lembaga survei yang berskala nasional.
“Ya ini langkah yang bagus dari teman-teman PUSAD. Semoga bisa dikembangkan lagi dengan skala nasional seperti LSI, Poletracking dan lain-lain,” tutupnya. (sur/ano/yan)