Kediri
Oalah Gara-gara Ini Loh Produksi Telor Turun Drastis
Memontum Kediri – Karena larangan penggunaan antibiotic growth promoters (AGP) sebagai suplemen pakan ternak, memicu produksi telor ayam Horn turun drastis. Larangan penggunaan antibiotik AGP ywng diberlakukan awal tahun 2018 itu tercantum dalam Peraturan Menteri Pertanian nomor 14 tahun 2017 tentang klasifikasi obat hewan.
Pada pasal 15 – 20 Permentan itu memuat larangan pemakaian antibiotik sebagai imbuhan pakan ternak, karena pemakaian AGP dapat berdampak negatif terhadap kesehatan tubuh manusia.
Salah satu pemilik ternak ayam petelur di Desa Wonojoyo, Kecamatan Gurah Kabupaten Kediri Fen jaya Percunda mengatakan, adanya pelarangan penggunaan AGP telah menurunkan produktivitas ayam petelurnya sekitar 5 persen. “Peternakan kami dalam setiap harinya biasa memproduksi telur sekitar 1 ton, namun setelah adanya larangan penggunaan AGP ini membuat produktivitas ayam petelur menurun,” ujarnya Jumat (20/7/2018).
Bila kondisinya sudah seperti ini lanjut Fen Jaya, secara otomatis harga telur naik. “Kalau harga telur kami jual di kisaran Rp 17 ribu – Rp 20 ribu per kg, terus terang saja kami akan merugi. Karen kami juga mengeluarkan biaya pakan tambahan untuk kelangsungan hidup ayam petelur, ” tambahnya.
Berdasarkan informasi dari para peternak ayam petelor, harga telur ayam saat ini terpantau masih tinggi, hingga menembus Rp 26.000 / kg. Meski telah turun, namun harga telur masih terbilang tinggi dikisaran Rp. 22.000 hingga Rp. 23.000 / kg.(mid/aji/yan)