Kota Malang

Pasar Buku Wilis Alami Penurunan Pengunjung hingga 80 Persen

Diterbitkan

-

TURUN: Suasana Pasar Buku Wilis Kota Malang, yang sepi pengunjung. (memontum.com/rsy)

Memontum Kota Malang – Keberadaan Pasar Buku Wilis di Jalan Simpang Wilis Indah, Kelurahan Gading Kasri, Kecamatan Klojen, Kota Malang, saat ini tengah mengalami penurunan pengunjung. Bahkan, itu telah terjadi sejak dua tahun terakhir, sehingga berimbas pada pendapatan para pedagang pasar.

Ketua paguyuban pedagang Pasar Buku Wilis, Muharto (44), menyampaikan bahwa penurunan pengunjung tersebut saat ini mencapai angka 80 persen. Jika dahulu perharinya bisa meraih omzet hingga Rp 10 juta perbulan, kini hanya berkisar Rp 1 sampai Rp 3 juta perbulan.

“Kondisinya memang sekarang sepi, itu terjadi sejak Pandemi Covid-19. Tapi sekarang sudah mulai merangkak perekonomiannya. Penurunannya sekitar 80 persen,” kata Muharto, saat ditemui di Pasar Buku Wilis, Rabu (13/09/2023) siang.

Selain itu, penurunan tersebut juga diakibatkan karena banyaknya persaingan perdagangan melalui sistem online (E-Commerce). Sehingga, beberapa masyarakat beralih dan tidak mengunjungi Pasar Buku Wilis tersebut. Untuk mengikuti arus zaman saat ini, beberapa pedagang yang ada menurutnya juga mulai merambah pada bisnis online tersebut.

Advertisement

“Ya memang ada di sini sebagian yang mengikuti online, sebagian juga tidak karena sudah faktor usia. Kami juga tidak memaksakan pedanga untuk melakukan penjualan melalui online. Dulu sudah pernah ada tawaran pelatihan untuk E-Commerce, tetapi konsepnya tidak sesuai dengan yang kami mau,” katanya.

Baca Juga :

Pihaknya berharap, ke depan Pemerintah Kota Malang bisa selalu memberikan support kepada para pedagang dengan mengadakan berbagai kegiatan pameran buku atau membuat workshop untuk para pedagang dan tentunya juga harus berkolaborasi dengan perguruan tinggi.

“Karena di sini sudah mulai pembangunan pasar, kita tidak hanya butuh support fisik yang bagus, namun juga butuh support biar ke depan bisa ramai lagi. Dengan adanya beberapa kegiatan yang melibatkan perguruan tinggi tentu akan ada banyak mahasiswa yang hadir,” tambahnya.

Advertisement

Sementara itu, seorang pedagang lain, Daliyah (74), menyampaikan jika selama 23 tahun berjualan baru belakangan ini mengalami penurunan yang luar biasa. Pihaknya juga tidak menjualkan melalui sistem online, sebab tidak memahami hal tersebut dan juga karena faktor usia. Sehingga, dirinya berjualan di Pasar Buku tersebut dari pagi hingga sore hari saja.

“Mulai dari ada E-Commerce itu penjualan sudah sepi. Tapi insyaallah masih cukup untuk kebutuhan sehari-hari, tapi ya memang berkurang pendapatannya. Dulu kalau ajaran baru bisa dapat Rp 3 juta, sekarang kalau tahun ajaran baru, sehari Rp 500 ribu itu sudah paling tinggi. Hari berikutnya kadang Rp 70 ribu, Rp 100 ribu,” ucap Daliyah.

Pihaknya berharap, ke depan usai dilakukannya revitalisasi tersebut, kunjungan Pasar Buku Wilis tersebut bisa mengalami peningkatan kembali. Sehingga, bisa meramaikan kembali penjualan para 68 lapak tersebut.

Sementara itu, saat Memontum.com berkunjungan ke Pasar Buku Wilis, memang terlihat kondisi pasar masih sepi pengunjung. Bahkan, jumlah pengunjunh yang datang bisa dihitung dengan jari. Sedangkan sejumlah pedagang, hanya bisa duduk menjaga lapak sambil ngobrol dengan pedagang lain. (rsy/sit)

Advertisement
Advertisement
Lewat ke baris perkakas