Paslon SAE Tidak Merasa Menang dalam Debat Publik Pilwali Kota Malang

“Semoga debat publik putaran kedua panitia bisa memberikan banyak waktu kepada kita. Supaya kita lebih leluasa dalam menyampaikan visi-misi kami,” sebutnya. Secara umum debat publik calon Walikota Malang dihotel Harris Kota Malang berjalan lancar, tertib dan aman. Dukungan dari tim sukses membuay suasana didalam ruangan lebih hidup.

Ada enam sesi debat yang harus diikuti tiga paslon Walikota Malang. Sesi pertama setiap paslon diwajibkan menyampaikan visi-misinya. Sesi kedua memperdalam visi-misinya. Berikutnya ada sesi saling bertanya antar tiga paslon Walikota Malang. Lalu ada sesi menjawab pertanyaan dari tim juri yang berasal dari kalangam akademisi di Kota Malang.

Pantauan Memontum.com, di lapangan, Cawawali Kota Malang Achmad Wanedi lebih percaya diri jika dibandingkan dengan cawawali Kota Malang nomor urut 2 Syamsul Mahmud. Cawawali Kota Malang nomor urut 2 seperti “demam panggung”.

Bahkan Syamsul selalu teks book atau membuka “krepekan” dalam menjawab pertanyaan dari tim juri. “Debat publik putaran pertama berjalan baik. Waktunya terlalu singkat sehinga kami tidak bisa menjelaskan visi-misi kami dengan sempurna,” jelas dia.

Lalu cawawali Kota Malang nomor urut 1, Achamad Wanedi tetap konsisten dengan 25 jenis program kerjanya. Antara lain menyediakan bea siswa bagi siswa dan siswi di Kota Malang.

Mengatasi kemacetan arus lalu lintas, penyediaan air bersih, memperbaiki jalan berlubang dan program lainnya. Diakhir acara Sutiaji mengajak semua pihak tetap menjaga kerukunan dan kebersamaan. Selanjutnya Sutiaji menegaskan agar pada 27 mendatang warga Kota Malang datang ke TPS dan mencoblos calon Walikota Malang nomor urut 3.

“Sesungguhnya hanya kita bertiga saat ini diberi kesempatan untuk berkompetisi dalam Pilkada Kota Malang. Nanti setelah terpilih Walikota Malang kita harus bersatu lagi membangun Kota Malang,” pesannya. (man/yud)

Laman: 1 2