Kota Malang
Pelatihan Batik Ecoprint Kampung Budaya Polowijen Kota Malang Terus Diperkuat
Memontum Kota Malang – Pelatihan membatik di Kampung Budaya Polowijen (KBP), kembali diperkuat. Seperti yang terlihat Sabtu (26/03/2022) tadi, dilakukan pelatihan membuat ecoprint dengan Universitas 17 Agustus 1945 (Untag) Surabaya.
Pengelola seni rupa batik KBP, Titik Nur Fajriyah, mengatakan jika metode ecoprint dipilih sebagai bentuk eksplorasi warga dalam meningkatkan kemampuan membatik mereka. “Ecoprint tidak sama dengan batik. Karena kalau membatik, itu ada komponen penting seperti lilin dan malam panas dan itu baru dinamakan batik. Nanti jangka panjangnya, bisa jadi pengembangan kemampuan ibu-ibu pembatik Polowijen dan bisa dikombinasikan dengan batik juga,” ujarnya.
Bahan-bahan yang dibutuhkan dalam pembuatan, terangnya, menggunakan dedaunan yang ramah lingkungan yang diperoleh dari lingkungan KBP sendiri. Dengan adanya pelatihan batik ecoprint, ditambah pembentukan sentra batik, para pembatik semakin terfasilitasi dan mampu menambah ragam motif yang sesuai dengan ciri khas kampung.
“Tentu dengan kegiatan seperti ini, bisa membuat mereka terfasilitasi, selain itu bisa menambah pengetahuan sehingga bisa berkembang,” lanjutnya.
Baca juga :
- KPU Kota Malang Susun Persiapan Debat Pertama Paslon Pilkada Kota Malang 26 Oktober
- Perkuat Integritas Kades, Pemkab dan Kejari Probolinggo Gelar Jaksa Jaga Desa
- Presiden dan Wapres Gelar Jamuan Santap Siang bersama Sebelum Purna Tugas bersama Menteri dan Lembaga
- Tingkatkan Pembangunan Fasilitas Olah Raga, Pemkot Malang Susun Desain Olah Raga Daerah
- Resmikan Bandara Dhoho Kediri, Menko Luhut Sebut Bandara Dhoho Proyek Percontohan Pertama Skema KPBU
Sementara itu, sebagai Ketua Pokdarwis, Ki Demang Isa Wahyudi, menjelaskan jika pelatihan membatik di KBP sendiri telah berjalan hampir 5 tahun lamanya dan sudah berjalan hingga enam pelatihan. Sebanyak empat orang pembatik dari warga setempat, pun juga dihadirkan dalam pelatihan tersebut.
“Kami sudah 5 tahun melatih masyarakat untuk membatik. Dan itu, sudah ada enam gelombang pelatihan. Selama empat gelombang pelatihan, sudah terjaring 60 orang dan pelatihan kelima membuat desain batik dengan peserta yang sama, semuanya orang Polowijen,” ucap Ki Demang.
Perlu diketahui, tujuan utama dari kegiatan tersebut yakni ingin menyampaikan bahwa Kampung Budaya Polowijen sudah membentuk sentra batik dan topeng. Dimana nantinya, akan dibina oleh Dinas Koperasi, Perdagangan, Perindustrian (Diskoperindag) Kota Malang. (cw2/sit)