Lumajang
Pembukaan Rakornas Transmigrasi 2023, Bupati Lumajang Raih Penghargaan
Memontum Lumajang – Bupati Lumajang, Thoriqul Haq, menerima penghargaan atas kontribusi dan kerja keras dalam menyukseskan program transmigrasi dalam acara pembukaan Rakornas Transmigrasi 2023 di Graha Sabha Pramana Universitas Gajah Mada, Daerah Istimewa Yogyakarta, Selasa (16/05/2023) tadi. Seusai menerima penghargaan, Cak Thoriq menyampaikan syukur dengan apa yang telah diraih dan akan terus berupaya ikut berkontribusi dalam menyukseskan program transmigrasi nasional Kementerian Desa PDTT Republik Indonesia.
Acara tersebut, juga dihadiri oleh Menteri Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Mendes PDTT), Abdul Halim Iskandar dan Wakil Ketua DPR RI Bidang Koordinator Kesejahteraan Rakyat (Korkesra), Abdul Muhaimin Iskandar (Gus Muhaimin) serta 50 kepala daerah penerima penghargaan.
Baca juga:
- Pj Wali Kota Malang Minta Peserta Pilkada Taati Peraturan Pemasangan APK
- Paripurna DPRD, Pjs Bupati Trenggalek Serahkan Nota Keuangan Raperda APBD 2025
- Dukung Kegiatan Ponpes, Pemkot dan Kemenag Dampingi Pertumbuhan Ponpes
- Gelar Sarasehan Sambut Hari Santri, Pemkot Malang Tekankan Peran Santri di Era Digital
- Bea Cukai Malang, Pemkab Malang dan Forkopimda Musnahkan 6 Juta Batang Rokok dan Ratusan Liter Miras Ilegal
Disebutkan, bahwa ada beberapa hal penting yang kini sedang diperjuangkan kementeriannya. Seperti, kepemilikan lahan komunal bagi transmigran serta luasan lahan lebih dari sebelumnya. Oleh karena itu, Menteri Desa PDTT juga meminta perubahan pola pikir kebijakan untuk menjadikan transmigrasi sebagai program modern yang membawa kemanfaatan besar.
“Harapannya ke depan, ada kepemilikan lahan secara komunal di kawasan transmigrasi. Artinya bisa menjadi milik warga tapi bersifat komunal sehingga tak bisa dilepasjualkan agar eksistensi kawasan transmigrasi bertahan. Hari ini tak lagi simbol cangkul dan sabit tapi traktor besar, harus ditunjukkan mekanisasi pertanian. Lahan minimal 3 hektare untuk setiap KK dari sebelumnya 2 hektare, meski bersifat komunal,” terangnya.
Dirinya menambahkan, bahwa dalam arahan Gus Muhaimin, disampaikan jika transmigrasi telah dilakukan selama 73 tahun di Indonesia, untuk memeratakan pembangunan. Desa-desa transmigrasi hari ini sudah berubah menjadi ibu kota/kabupaten yang lebih maju dari sebelumnya.
“Dahulu transmigrasi dijalankan dari nol dengan biaya apa adanya. Hutan harus dibongkar dengan alat sederhana, kerja keras bahkan meregang nyawa. Namun kini, Gus Muhaimin yakin dan optimis di mana ada transmigran, di situ persatuan dan kesatuan bangsa terwujud. Bagaimana bersatunya pendatang dengan masyarakat lokal, menjadi kekuatan bangsa. Transmigrasi mampu menyatukan perbedaan, menjadi NKRI yang utuh,” imbuhnya. (kom/adi/gie)