Kabupaten Malang
Pembunuhan Gondanglegi, Bocah SMP Dikepruk Toples
Memontum Malang — Masih misterius tragedi penganiayaan berujung maut di Desa Putat Lor, Kecamatan Gondanglegi, Kabupaten Malang, Rabu malam. Sejumlah keterangan saksi-saksi kini tengah didalami pihak kepolisian.
M Sukir (54) tetangga korban, yang tinggal dekat rumah korban di Jalan Kenongo bercerita. Kejadian diketahui setelah Novie, pulang ke rumah, pukul 21.15. Novie adalah anak Mbak Sih, pembantu yang juga terluka.
Diceritakan Sukir, situasi lampu rumah dalam kondisi padam saat masuk rumah. Ibunya Novie atau Mbak Sih bersimbah darah depan televisi. Zahro (bukan Rohmadani–seperti berita sebelumnya), kelas II SMP, adik Novie, tergeletak di ruang belakang.
“Ibunya berdarah, adiknya berdarah. Novi panggil cucu umi di Putat Krajan. Samapai sana, tidak berani masuk. Lalu panggil saya dan murid murid, bersama ibu nyai. Lalu saya tolong, ” cerita Sukir.
Sepengetahuan Sukir yang turut membantu membawa korban Siti. Posisi ketiga korban di tempat berbeda. “Umi yang punya rumah sudah meninggal. Sudah gak tahu sudah. Ada luka bekas bacokan. Zahro, di kamar belakang. Terkapar, ada serpihan toples,” jelas Sukir.
(baca juga : Gondanglegi Gempar Pembunuhan Ibu Haji Sepuh )
Masih menurut Sukir, situasi Rabu sore – malam itu terbilang sepi di sekitar rumah. Sebab, di dekat rumah ada tahlilan sehingga tidak terdengar suara jeritan minta tolong dari rumah korban. Terlebih tahlilan memakai sound system.
Ditanya soal kecurigaan, Sukir kembali bersaksi. Kecurigaan awalnya tidak ada. Namun jelang Maghrib, sekitar pukul 18.00 ada sepeda motor Satria FU masuk ke rumah korban. Motor itu dinaiki Nuril, cucu H Huda. Sekitar pukul 19.00 lebih, sepeda motor FU diperkirakan meninggalkan rumah.
Hingga kini, perempuan yang mendatangi rumah Hj Siti Hodijah, telah dimintai keterangannya di Polsek Gondanglegi. Ia merupakan saksi terakhir sebelum terjadi peristiwa mengenaskan di rumah keluarga korban. (sos)