Kota Malang
Penataan Kampung Wisata Kayutangan Heritage, Berikan Dampak Positif Bagi Masyarakat
Memontum Kota Malang – Dengan adanya penataan kampung yang saat ini telah menjadikan kawasan wisata heritage, Kampung Kayutangan Heritage memberikan dampak positif yang signifikan bagi masyarakat di kawasan tersebut.
Ketua Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Kayutangan Heritage Kota Malang, Mila Kurniawati, menyampaikan jika penataan kawasan tersebut pada awalnya tentu tidaklah mudah. Namun, karena kolaborasi pentahelix, maka dapat diwujudkan menjadi seperti yang ada saat ini.
“Pada awalnya memang di tahun 2018, ada salah satu inisiator yang melihat, bahwa kampung ini memiliki banyak potensi. Namun inisiasi itu bukanlah dari warga, tetapi orang lain yang melihat dan di sini memang sebelumnya juga tidak mengenal pariwisata,” kata Mila, Rabu (13/09/2023) tadi.
Potensi-potensi yang mendukung kawasan tersebut, paparnya, dijadikan sebagai Kawasan Wisata Kayutangan Heritage yakni karena memiliki bangunan tua yang bersejarah, memiliki situs religi, kuliner dan kegiatan perdagangan yang mendukung, lalu eksplor sungai serta event dan beberapa kegiatan lain yang mendukung. “Sehingga, optimalisasi seluruh potensi lokal atau sumber daya alam dan sumber daya manusia, yang ada di bidang pariwisata dan ekonomi kreatif menjadi misi kami” tambahnya.
Kemudian, dikatakannya jika dalam penataan kawasan tersebut lambat laun mendapatkan support dari pemerintah pusat melalui Program Kota Tanpa Kumuh (Kotaku), namun melalui skala kawasan. Yakni, kawasan Kauman dan Polehan, Kota Malang.
“Kalau di Kauman itu masuk dalam penataan kawasan zona 1 dan 2. Kemudian, merangkak ke koridor. Kita di sini masuknya zona 2 dan dibiayai dari pusat, akhirnya pengembangan kawasan itu dirasa lebih banyak lagi. Tidak hanya dirasakan masyarakat Kampung Kayutangan Heritage, namun juga meluas sampai kelurahan. Termasuk, dalam pembangunan koridor di tahun 2020,” paparnya.
Baca Juga :
Ditambahkan Mila, tentu dengan adanya pengembangan kawasan tersebut memberikan dampak yang signifikan, mulai dari segi sosial, budaya, bahkan tingkat perekonomian masyarakatnya sendiri. Sebab, masyarakat pun juga telah memanfaatkan peluang yang ada.
“Dahulu banyak masyarakat yang apatis di sini, namun karena saat ini telah menjadi kawasan yang didatangi oleh banyak wisatawan, maka mereka mau tidak mau juga harus ramah kepada siapa saja yang berkunjung ke sini,” ucapnya.
Untuk saat ini, lanjutnya, di Kawasan Kampung Wisata Kayutangan Heritage, telah memiliki 23 spot rumah yang bernuansa heritage. Seperti salah satunya, pada bangunan tertua yang dibangun pada tahun 1870. Dengan bangunan yang memiliki ciri khas arsitektur kolonial pada elemen ventilasi, jendela dan pintu. Kemudian, terdapat ukiran kayu sebagai ornamen atap terasnya.
“Di situ juga terdapat teras kecil yang dipagari tembok di depan rumahnya. Kemudian, pintu rumah terbuat dari kayu dengan dua jendela besar di sisi kanan dan kiri. Tetapi saat ini di bangunan tersebut, dimanfaatkan sebagai kafe. Namun tidak merubah bangunan asli rumah tersebut,” ujarnya.
Beberapa arsitektur bangunan yang banyak adalah tipe jengki serta rumah limas. Untuk sebagian besar bangunan masih berupa rumah asli sejak awal dibangun, hanya beberapa saja yang mengalami sedikit perbaikan dan penambahan.
“Rumah-rumah tersebut merupakan keunggulan bagi kampung kayutangan yang tidak dimiliki oleh kampung tematik lainnya. Tidak semua rumah lawas mengijinkan pengunjung untuk masuk ke dalam rumah, hal ini berkaitan dengan privasi pemilik rumah,” imbuhnya. (hms/rsy/sit)