Kota Malang

Penjualan Cincau Hitam Legendaris di Kota Malang Alami Penurunan Signifikan

Diterbitkan

-

Penjualan Cincau Hitam Legendaris di Kota Malang Alami Penurunan Signifikan

Memontum Kota Malang – Penjual cincau hitam legendaris asal Kebalen, Kecamatan Blimbing, Kota Malang, yakni Mak Cao, kini mengalami penurunan penjuan yang begitu drastis jika dibanding tahun lalu. Jika biasanya produksi cincau itu dilakukan tiap hari, kali ini produksinya hanya dua hari sekali.

Pengelola Mak Cao, Hariyati, yang merupakan generasi ketiga dari usaha turun temurun tersebut, menyampaikan jika pihaknya tidak mengetahui alasan pasti penyebabnya. Namun, dirinya meyakini jika hal itu disebabkan karena banyaknya pesaing penjual cincau.

“Sekarang agak menurun jauh. Bahkan, lebih dari 50 persen. Tidak seperti tahun sebelumnya, sekarang kalau bikin cincau cuma dua hari sekali saja atau tidak setiap hari. Kalau dahulu sampai kurang tenaganya, namun sekarang tidak lagi,” ucap Hariyati.

Hariyati menjelaskan, jika biasanya produksi cincau bisa mencapai 250 blek (kaleng) perharinya, bahkan banyak pembeli yang tidak kebagian. Kini, produksi tersebut hanya berkisar diangka 90 hingga 100 blek saja per hari.

Advertisement

Baca juga :

“Mungkin saat ini banyak yang produksi cao juga atau karena musim yang seperti ini. Saya juga tidak tahu,” ujarnya.

Lebih lanjut disampaikan, penurunan tersebut telah terjadi sejak awal Ramadan di tahun ini. Hal itu, juga berbeda dengan kondisi pandemi Covid-19, tahun lalu. Bahkan tahun sebelumnya, dirinya sampai merasakan kebanjiran orderan sebelum Bulan Ramadan datang.

“Kalau sebelumnya itu rame banget sebelum puasa. Apalagi waktu pandemi Covid-19 kemarin itu masih mending. Ya mulai tahun ini yang menurun anjlok,” katanya.

Namun, dengan menurunnya penjualan tersebut, tak menyurutkan dirinya untuk tetap berjualan. Dirinya, juga tetap bersyukur dengan rezeki yang telah diterimanya saat ini. “Tetap bersyukur aja, yang penting kita sehat. Nanti bisa cari yang lain. Mungkin tahun depan bisa lebih baik, karena yang namanya rezeki juga tidak langsung. Kadang ramai, dan kadang surut,” imbuhnya. (rsy/gie)

Advertisement
Advertisement
Lewat ke baris perkakas