Kabar Desa
Perdalam Ilmu Agama, Rutan Kelas IIB Trenggalek Gelar Moderasi Keagamaan
Memontum Trenggalek – Perkuat pemahaman agama yang toleran dan menjunjung tinggi nilai kebhinekaan di dalam Lembaga Pemasyarakatan Rumah Tahanan Negara (Rutan) Kelas IIB Trenggalek, Kanwil Kemenkumham Jatim menggelar kegiatan moderasi beragama. Dalam kesempatan itu, Rutan Kelas IIB Trenggalek turut mengundang berbagai pihak. Diantaranya, Kementerian Agama Kabupaten Trenggalek, Badan Musyawarah Antar Gereja (Bamag) dan warga binaan.
Bertempat di Halaman Rutan, kegiatan tersebut berjalan penuh khidmat. Dalam kesempatan itu, Kemenag Kabupaten Trenggalek menyampaikan materi-materi yang menekankan pentingnya memahami dan menghargai perbedaan keyakinan serta membangun sikap saling menghormati antar umat beragama.
Tidak hanya itu, pembimbing dari Bamag pun turut memberikan wawasan agama menyuarakan pesan perdamaian dan toleransi. Serta memberikan panduan bagi warga binaan untuk menjalani kehidupan yang lebih baik.
Kepala Rutan Kelas IIB Trenggalek, I Kadek Dedy Wirawan Arintama, menyatakan bahwa kegiatan moderasi beragama ini menjadi bagian dari upaya rutin lembaga pemasyarakatan dalam memberikan pendidikan agama yang seimbang dan berperspektif inklusif kepada warga binaan. “Kami berkomitmen untuk terus mendorong warga binaan agar memiliki pemahaman agama yang toleran dan mampu menjalani kehidupan sosial yang harmonis,” kata I Kadek Dedy Wirawan Arintama, Selasa (11/06/2024) tadi.
Yang membuat kegiatan ini benar-benar berkesan, ujarnya, adalah penampilan musik yang menghentak hati dari warga binaan. Dalam penutupan acara, warga binaan dari berbagai latar belakang agama, termasuk Nasrani dan Muslim, bersatu dalam sebuah kolaborasi musikal yang memukau.
Baca juga :
“Mereka menyajikan lagu ‘Kebyar-Kebyar’ dengan penuh semangat, menciptakan momen yang penuh kebahagiaan dan kebersamaan,” imbuhnya.
Penampilan ini, tidak hanya menunjukkan bakat musikal yang luar biasa dari warga binaan. Tetapi, juga menggambarkan bahwa harmoni antar umat beragama dapat dicapai melalui kesatuan dalam keberagaman.
“Kolaborasi mereka dalam menyanyikan lagu yang bernuansa nasionalis ini, menjadi simbol kesatuan. Mengingatkan kita bahwa di dalam setiap orang terdapat potensi untuk menjalin kedamaian dan persatuan,” kata I Kadek.
Seperti yang terlihat di lokasi, partisipasi aktif dari warga binaan juga menjadi sorotan utama dalam acara tersebut. Mereka secara antusias mengikuti berbagai diskusi dan mendengarkan dengan seksama materi yang disampaikan oleh para nara sumber.
Tidak hanya sebagai pendengar, beberapa diantara mereka juga turut aktif bertanya dan berdiskusi, menunjukkan keseriusan mereka dalam memperdalam pemahaman agama dan kebhinekaan.
“Melalui kegiatan seperti ini, kami berharap semakin banyak warga binaan yang mampu menjadi agen perdamaian dan toleransi di masyarakat setelah mereka menjalani masa hukuman dan kembali ke kehidupan yang lebih produktif dan bermakna,” tambahnya. (mil/gie)