Pemerintahan
Peringatan Isra Miraj di Trenggalek Digelar Secara Virtual
Memontum Trenggalek – Pemerintah Daerah Kabupaten Trenggalek menggelar peringatan Isra’ Mi’raj secara virtual di gedung Smart Center Trenggalek.
Sebagaimana diketahui, peringatan Isra Miraj merupakan peristiwa penting yang dialami oleh Rasulullah SAW yang secara logika mungkin sulit diterima.
Akan tetapi dengan campur tangan Allah SWT, tidak ada satu hal pun di dunia ini yang tidak mungkin. Demikian halnya dengan virus corona yang menjadi mewabah saat ini.
Baca juga: Bupati Ajak Para Siswa Wujudkan Trenggalek Lebih Hijau
Dalam peringatan Isra Miraj Nabi Muhammad SAW yang digelar oleh Pemkab Trenggalek kali ini, dilakukan bersama pengasuh Ponpes Ora Aji Sleman Yogyakarta, KH. Miftah Maulana Habiburrahman (Gus Miftah).
“Islam ini agama yang logis, di saat banyak orang-orang yang mungkin membenci Islam ini menertawakan kejadian Isra Miraj sebagai sesuatu yang mustahil, meskipun kita yang punya iman ini sadar betul bahwa tidak ada yang mustahil bagi Allah SWT,” ucap Bupati Trenggalek Mochamad Nur Arifin, Kamis (25/03/2021) siang.
Bupati menjelaskan perbedaan peringatan Isra Miraj pada zaman nabi dengan kondisi saat ini.
“Jika dulu Isra Miraj terjadi di saat Nabi Muhammad sedang dalam periode salah satu yang terpuruk karena kehilangan banyak orang-orang terkasihi, dan kita sekarang juga merasakan seluruh bangsa kita terpuruk karena wabah Covid,” imbuhnya.
Ia juga meminta agar semuanya bisa mengambil hikmah dai segala sesuatu yang terjadi. “Kita harus bisa mengambil hikmah bahwa kasih sayang Allah, rahman rahim Allah itu lebih besar dari apapun juga,” tegas suami Novita Hardini ini.
Sementara itu, disampaikan oleh Gus Miftah bahwa dalam menyikapi situasi pandemi saat ini dapat melihat optimisme yang dibangun oleh para Nabi. Nabi dan Rasul menjadi orang-orang yang luar biasa karena berhasil lulus dari ujian yang diberikan oleh Allah SWT.
Bahkan para Nabi dan Rasul bukan menganggap ujian sebagai musibah, tetapi sebagai bentuk kasih sayang Allah SWT. Maka kemudian ketika hamba diuji seharusnya berhusnudzon kepada Allah, bukan sebaliknya.
“Ketika kemudian dikasih masalah oleh Allah, jangan fokus kepada masalahnya, tetapi fokuslah kepada sang pemberi masalah, siapa? Allah, karena Allah yang memberikan masalah, dan Allah pula yang memberikan solusi dengan jalan keluarnya,” ucap Gus Miftah dalam tausiyahnya.
Terkait dengan peristiwa Isra Miraj, Gus Miftah mengatakan hal itu harus diterima dengan mendahulukan hati baru dengan akal. Begitu pula dengan wabah Covid-19, seharusnya diterima dengan menggunakan hati bukan hanya dengan akal.
“Di masa pandemi ini jadilah pribadi yang optimis, ketuklah pintu langit dengan doa karena yang ter-lockdown hanya bumi-Nya, langit-Nya masih terbuka untuk semua hambanya, bukan ombaknya yang besar tetapi perahunya yang teralu kecil, bukan ujiannya yang besar tetapi iman kita yang terlalu lemah,” katanya.
Kabar Selebihnya Kabupaten Trenggalek, KLIK DISINI…
Ia juga berpesan agar masyarakat mau berdoa kepada Tuhan, agar musibah yang dialami bangsa Indonesia saat ini bisa segera hilang.
“Maka berdoalah kepada Tuhannya corona, supaya corona segera dihilangkan, jangan gara-gara corona kita kehilangan Tuhan,” pesan Gus Miftah.
Begitu pula terkait kebijakan pembatasan kegiatan masyarakat selama masa pandemi, menurut Gus Miftah taat kepada ulil amri atau pemimpin merupakan bagian dari mencari ridho Allah.
“Saya yakin, sesuatu kebijakan yang berangkat dari hati insya Allah akan diterima oleh hati,” pungkasnya. (mil/syn)