Kabar Desa

Pj Bupati Probolinggo Beri Motivasi Atlet Tenis Meja Kebanggaan Probolinggo di Kejuaraan Asia Tenggara

Diterbitkan

-

SUPPORT: Pj Bupati Probolinggo saat menerima dan memberikan motivasi atlet asli Probolinggo. (pemkab for memontum)

Memontum Probolinggo – Pj Bupati Probolinggo, Ugas Irwanto dan Pj Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Probolinggo, Heri Sulistyanto, menerima kedatangan atlet tenis meja kebanggaan Kabupaten Probolinggo, di ruang transit Kantor Bupati Probolinggo, Selasa (16/04/2024) tadi. Dia adalah Daffa Ahmad Ferdiansyah (14), asal Desa Randujalak, Kecamatan Besuk, Kabupaten Probolinggo.

Putra pasangan Ipung dan Sofi ini, telah dipastikan masuk empat besar nasional dari seleksi yang digelar oleh PB PTMSI dan bakal berlaga dalam Kejuaraan Tenis Meja se-Asia Tenggara di Malaysia bersama 3 atlet lainnya pada 12 hingga 16 Mei 2024 mendatang. Turut mendampingi Daffa, Ketua Umum Pengkab PTMSI Probolinggo, KH Mahmud Ali Wafa dan pemilik Sidomukti Table Tenis Klub (STTK) di Kelurahan Sidomukti, Kecamatan Kraksaan, Sugianto.

Kepada Pj Bupati Ugas dan Pj Sekda Heri, baik Daffa, orang tua, Ketua Pengkab PTMSI maupun pemilik STTK menceritakan perjalanan karir Daffa, sehingga bisa lolos empat besar nasional dan berhak ikut kompetisi tenis meja se-Asia Tenggara di Malaysia.

Pj Bupati Probolinggo, Ugas Irwanto mengatakan bahwa Daffa ini usianya masih 14 tahun, tetapi ikut seleksi tingkat nasional di U-15. “Alhamdulillah, anak asli Kabupaten Probolinggo dari Desa Randujalak, Kecamatan Besuk masuk empat besar yang akan dikirimkan ke Malaysia untuk mengikuti Kejuaraan Tenis Meja se-Asia Tenggara,” kata Pj Bupati Ugas.

Advertisement

Ditambahkannya, sekitar 20 tahun di tenis meja ini belum ada yang prestasinya hingga tingkat nasional. Jangankan sampai nasional, tingkat Provinsi Jawa Timur saja susah untuk meraihnya.

“Jadi ini kebanggaan tersendiri. Artinya, selama kita mau dan selama kita ada bakat, kemudian dikembangkan dan orang tuanya mensupport betul. Memang untuk menjadi sukses itu khususnya atlet itu dari anaknya sendiri. Kalau yang lain bisa kenapa kita tidak bisa,” jelasnya.

Selain itu, papar Pj Bupati Ugas, atlet atau anaknya sendiri juga harus disiplin. Karena atlet ini menyangkut fisik. “Tadi saya tanyakan, Mas Daffa ini sampai 9 jam kuat. Tetapi kembali lagi, namanya se-Indonesia inikan masih banyak. Mungkin ada yang masih belum terpantau. Mungkin, Mas Daffa ini yang sudah terpantau dan ini kesempatan yang sangat besar,” terangnya.

Pj Bupati Ugas menegaskan, jika Daffa ini berhasil, maka dirinya akan menjadi atlet yang bisa membanggakan nama harum Kabupaten Probolinggo, seperti yang lainnya. Jika bisa membawa nama harum Kabupaten Probolinggo, nanti ada bonus yang salah satunya penghargaan itu akan diserahkan pada peringatan HUT ke-79 Kemerdekaan RI.

Advertisement

“Sukses terus buat Mas Daffa, kita akan support. Semoga sukses dan menjadi inspirasi bagi adik-adik yang lain. Saya titip betul kepada pengurus untuk tetap menjaga, ini emas kita. Artinya anak yang bisa kita poles menjadi emas merupakan aset berharga bagi Kabupaten Probolinggo,” tambahnya.

Sementara Ipung, ayah dari Daffa menceritakan bahwa anaknya mulai SD itu menjalani pusat pelatihan tenis meja di STTK di Kelurahan Sidomukti. Kemudian melanjutkan sekolah tenis mejanya di Jakarta.

Baca juga :

“Saya pilih Jakarta, karena lebih menjanjikan. Alhamdulillah, 4 tahun berada di Jakarta, tahun ini bisa ikut kejuaraan tenis meja se-Asia Tenggara di Malaysia,” ujarnya.

Ipung mengaku, bahwa Daffa memang dari kecil suka bermain tenis meja. Mulai saat itulah sebagai orang tua ia terus memberikan support dan mendampingi ketika sedang menjalani latihan. “Waktu itu anak saya memang suka sekali main tenis meja. Mohon doanya semoga anak saya bisa sukses dalam kejuaraan tenis meja se-Asia Tenggara di Malaysia,” tambahnya.

Advertisement

Sedangkan Sugianto selaku pemilik STTK, menyampaikan mulai kecil Daffa ini sudah kelihatan. Pinggul dan kakinya berbeda dengan atlet-atlet lainnya seusianya sehingga pihaknya terus memberikan support.

“Seminggu kita beri jatah 3 kali latihan, tetapi masih kurang dan minta tambah sendiri hingga 5 kali. Apalagi disupport penuh oleh orang tuanya yang berkeinginan anaknya menjadi atlet nasional,” ungkapnya.

Sugianto menerangkan support yang diberikan orang tuanya sangat luar biasa. Termasuk biaya yang harus dikeluarkan selama di Jakarta, tidak kecil bisa mencapai Rp 5 juta hingga Rp 6 juta. “Sekarang pindah Klub Arwana Jaya Jakarta. Selama disana sudah ada 12 prestasi yang diraihnya. Paling membanggakan, pertama kalinya di Jakarta, Daffa bisa meraih juara 3 kadet se-Provinsi DKI Jakarta pada tahun 2020,” jelasnya.

Selama 4 tahun di Jakarta, Daffa sukses meraih prestasi. Diantaranya tahun 2020 juara 3 pemula se-Provinsi DKI Jakarta, juara 1 Divisi 7-8 Open Indonesia, tahun 2022 juara 3 tunggal putra Popda Provinsi Banten, tahun 2022 juara 1 ganda putra Popda Provinsi Banten dan juara 1 beregu Popda Provinsi Banten.

Advertisement

Selanjutnya tahun 2023, juara 3 Nasional U-13 di Jakarta, juara 3 KASAD Open Divisi 6, 7 dan 8 di Jakarta, juara 3 beregu Chengho Open se-Indonesia di Surabaya, juara 1 beregu Porseni tingkat SLTP di Tangerang dan Kejurprov Jatim U-15 di Tulungagung.

“Untuk tahun 2024, juara 3 U-16 Infracom Open Indonesia di Jakarta. Di bulan April 2024 ini mengikuti seleksi PB PTMSI meraih peringkat 3 dan dikirim 4 pemain ke kejuaraan Asia Tenggara pada tanggal 12 hingga 16 Mei 2024 di Malaysia,” terangnya.

Daffa mengaku memang sangat senang bermain tenis meja. Hobinya ini termotivasi dari ayahnya yang pernah menjadi atlet tenis meja dan berhasil masuk 10 besar Jawa Timur pada tahun 1974 hingga 1981.

“Senang saja melihat saat ayah bermain tenis meja dan lama-lama menjadi hobi. Bahkan saya sering diajari bermain oleh ayah, meskipun kadang-kadang suka marah. Memang dari kecil saya diajari tenis meja,” ujarnya. (kom/nun/gie)

Advertisement
Advertisement
Lewat ke baris perkakas