Probolinggo
Pol PP dan Warga Gerebek Pasangan Selingkuh Oknum Guru SD di Kamar Kos
Memontum Probolinggo — Karena sudah meresahkan warga sekitar, akhirnya oknum Guru SD bersama wanitanya digerebek Satpol PP di kos Kelurahan Tisnogeran Kecamatan Kanigaran Kota Probolinggo, Selasa (7/11/2017). Berdasarkan informasi yang diterima memontum.com, di TKP, penggerebekan dilakukan sekitar pukul 22.30 wib. Ini disebabkan sudah sangat meresahkan.
Saat itu juga salah satu warga melaporkan adanya perbuatan mesum di sebuah kamar kos yang terletak di Jl Letjen Sutoyo gang Aries. Memerima laporan tersebut Petugas PolPP langsung menuju lokasi dan melakukan penggreebekan. Saat digerebek kedua pasangan bukan suami istri ini, tengah berada dalam satu kamar. Keduanya adalah SW (56), warga Dusun Asem Lurus, Desa Muneng, Kecamatan Sumberasih, Kabupaten Probolinggi dan GWY (35), warga Perum GPA Kelurahan Pakistaji, Kecamatan Wonoasih.
Dari keterangan SW, merupakan seorang guru PNS di Kecamatan Sumberasih, sementara GWY merupakan janda beranak dua. “Kami mendapatkan laporan dari warga, memang keduanya sering berada di kamar kost tersebut. Sehingga warga resah dengan kelakuan keduanya dan melaporkan kepada kami.” jelas Kasi Penyelidikan dan Penyidikan Satpol PP Kota Probolinggo, Gatot Supriadi. Pol pp saat membawa pasangan tanpa nikah dari kos. (pix)
“Mendapat laporan tersebut, kami dan tim langsung meluncur ke TKP, ternyata benar, saat kami grebek keduanya berada di dalam kamar dan tidak bisa menunjukkan surat yang sah,” tambahnya.
Kedua pasangan tanpa ikatan pernikahan sah ini, kemudian dibawa ke Mako Satpol PP. Keduanya kemudian dibina dan membuat pernyataan tidak akan mengulangi perbuatannya tersebut. Usai membuat pernyataan itu, mereka berdua dilepaskan oleh petugas.
SW sendiri mengakui kalau dirinya telah beristri dan mempunyai anak. Namun, saat ini hubungan dengan istrinya tengah dalam proses penceraian. Proses perceraian itu, ia lakukan karena selama ini dirinya diperalat oleh istrinya. Dimana sang istri selama ini, telah menghabiskan hartanya dan membuatnya hidup menggelandang. Dan di tolonglah oleh GWY.
“Dua mobil saya habis, saya terpaksa jalan kaki dari rumah ke sekolah untuk mengajar. Bahkan saya terpaksa tidur di ruang kantor di sekolah tempat saya mengajar,” tutur SW. Dia juga mengaku bahwa, selama dirinya terpontang panting, GWY lah yang menolongnya. Wanita dengan dua anak itu, selalu memberinya semangat untuk berjuang hidup.
“Saya ke tempat kosnya karena untuk menghargai pertolongannya selama ini. Karena terakir terakir dia sakit sakitan. Nanti setelah resmi cerai dengan istri saya, saya akan menikahinya secara sah,” tegas SW. (pix/yan)