Hukum & Kriminal
Polres Malang Ungkap Fakta Baru Dugaan Motif dan Meninggalnya Guru SD bersama Istri dan Anak
Memontum Kota Malang – Kasatreskrim Polres Malang, AKP Gandha Syah Hidayat, mengungkap fakta baru dugaan sementara tragedi meninggalnya guru SD di Kota Malang bersama istri dan seorang anaknya yang berlangsung di kamar tempat tinggal di Desa Saptorenggo, Kecamatan Pakis, Kabupaten Malang. Dalam keteranganya, disampaikan bahwa setelah dilakukan penyelidikan dan pemeriksaan pada tujuh orang saksi, disimpulkan bahwa motif tindakan yang dilakukan oleh korban Wahab Effendi dan keluarganya, karena persoalan ekonomi.
“Karena beberapa orang saksi yang kami mintai keterangan, itu memberikan informasi bahwa dalam beberapa kesempatan sebelumnya, yang bersangkutan (Wahab, red) pernah memohon dan meminta tolong untuk dipinjami sejumlah uang,” ujar AKP Gandha Syah Hidayat, saat konferensi pers, Rabu (13/12/2023) tadi.
Ditambahkannya, bahwa untuk jumlah beban keuangan masih belum diketahui dan masih perlu didalami. Karena sampai dengan saat ini, keberadaan HP milik Wahab belum diketahui keberadaannya sampai sekarang. Hal tersebut, menurutnya juga didukung dengan kesaksian dari salah satu anak perempuannya yang masih hidup, yaitu AKE.
“Dia yang bersangkutan ingat pada hari Minggu atau 2 hari sebelum kejadian, Wahab pernah menyampaikan bahwa HPnya rusak. Karena kebiasaannya AKE, inikan diantar jemput. Nah sampai dengan kejadian terakhir, saksi AKE ini belum pernah melihat Wahab memegang HPnya,” katanya.
Baca juga :
Lebih lanjut disampaikan Kasatreskrim, bahwa dari hasil olah TKP yang dilakukan tersebut, pihaknya juga melihat dugaan kurun waktu kematian dari tiga orang korban tersebut. Sulikhah dan ARE, meninggal terlebih dahulu. Hal itu, didasari karena ada gelas kosong yang menyimpan sisa cairan dengan bau menyengat. Kemudian, sachet obat nyamuk cair dan posisi mayat seperti diatur.
“Sebelum terjadi pendarahan, Wahab menuliskan pesan di kaca rias. Kemudian setelah itu, baru yang bersangkutan kemungkinan besar menyayat sendiri pergelangan tangan sebelah kiri. Ini sesuai dengan visum dokter, yang menyatakan bahwa meninggal dunianya Wahab ini akibat terlalu banyak kehilangan darah, akibat putusnya pembuluh darah arteri dan vena di pergelangan tangan sebelah kiri,” tambahnya.
Kemudian, paparnya, juga ditemukan fakta adanya tulisan yang diduga hampir mirip dengan tulisan Wahab, yang merupakan seorang guru. Identiknya tulisan tersebut, didapatkan dari seorang saksi yang menyatakan mirip dengan tulisan Wahab saat mengajar.
“Selain itu, juga ada buku agenda yang tertuliskan identitas Bapak Wahab. Kemudian, didukung dengan bukti bahwa di meja rias itu tidak ada ceceran darah,” imbuhnya. (rsy/sit)