Hukum & Kriminal
Polresta Malang Kota Pastikan Tindak Tegas Aksi Perang Sarung di Kota Malang
Memontum Kota Malang – Aksi perang sarung kian marak terjadi selama Ramadan. Mengantisipasi hal itu, Kapolresta Malang Kota, Kombes Pol Budi Hermanto, mengimbau kepada masyarakat Kota Malang, untuk tidak melakukan aksi tersebut.
Pria yang pernah menjabat sebagai Kapolres Batu ini menyampaikan, jika perang sarung itu dilakukan dan ditemukan di Kota Malang, maka pihaknya akan diberikan tindakan sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Karena, menurutnya hal tersebut ada sanksi pidananya.
“Perlu saya sampaikan pada rekan-rekan yang akan melaksanakan perang sarung, tentu itu sudah melanggar ketentuan pidana. Membawa sentaja tajam, itu sudah melanggar bagi yang tidak ada peruntukannya. Jadi saya akan warning kalau itu terjadi di wilayah Kota Malang, saya bertanggung jawab untuk mengamankan wilayah Kota Malang,” tegas Buher-sapaannya, Rabu (29/03/2023) tadi.
Ditegaskan Kombes Pol Budi Hermanto, jika perang sarung itu merupakan aktivitas yang merugikan diri sendiri dan keluarga. Apalagi, hal tersebut dilakukan saat Bulan Ramadan. Maka menurutnya, di bulan yang suci ini lebih baik di pergunakan untuk melaksanakan ibadah dengan maksimal.
Baca juga:
- Antisipasi Keramaian Penumpang saat Pelantikan Presiden, PT KAI Commuter Perbanyak Toilet dan Kipas Kabut
- Diserang Kabar Miring, Dukungan Masyarakat untuk Abah Anton Makin Menguat
- Sekda Kota Malang Ingatkan Pentingnya Peran Arsitek Lanskap dalam Pembangunan Berkelanjutan
- Peringati Hari Jadi, Pemkab Gelar Jombang Culture Carnival yang Diikuti 40 Peserta
- DPRD Kota Malang Rencanakan Penambahan Anggaran Pemeliharaan Sekolah di Tahun 2025
“Kita pastinya memberikan imbauan kepada orang tua, kepada kita semua untuk lebih peduli kepada putra-putrinya, supaya tidak menjadi korban atas aksi premanisme, balapan liar, serta perang sarung. Ini perbuatan yang merugikan diri sendiri dan orang lain. Lebih baik di Bulan Suci Ramadan ini, fokus dalam melaksanakan ibadah bulan puasa seperti tarawih, dan tadarus,” katanya.
Pihaknya berharap, jangan sampai di Kota Malang ada sekelumit persoalan yang menjadi trigger sehingga memecahkan konsentrasi saat menjalankan ibadah Ramadan ini. Sebab, pihaknya menilai di wilayah Kota Malang sendiri toleransi antar umat beragama sangat kuat.
“Seluruh komponen masyarakat lintas agama, lintas pemerintah, lintas kesatuan juga mempererat dan memperkuat. Jadi jangan sampai ada sekelumit persoalan yang menjadi trigger sehingga memecahkan konsentrasi kita di dalam beribadah, di dalam kerukunan antar umat beragama,” ujarnya.
Menurutnya, hingga saat ini belum ada laporan mengenai perang sarung di Kota Malang. Namun, hanya sekedar info seperti di Jalan Ki Ageng Gribik, Kecamatan Kedungkandang, Kota Malang. Sehingga, pihaknya bersama jajaran TNI/Polri dan komunitas melakukan patroli.
“Belum ada laporan tapi ada info seperti di Jalan Ki Ageng Gribik. Kita bersama komunitas, dan jajaran TNI/Polri turun bersama-sama melakukan patroli. Ada beberapa wilayah yang juga terjadi pencurian uang, itu di daerah Pasar Besar juga kita tangani, kita tanggulangi,” ucapnya.
Saat disinggung jam malam, pihaknya menyampaikan jika tidak memberikan larangan adanya jam malam. Sebab, hal itu dinilai akan menimbulkan rasa ketakutan di masyarakat. Sebab, Kota Malang dinilai kota yang aman dan damai, apalagi seluruh komponen masyarakat terlibat juga untuk mengamankan.
“Contohnya ketika ada kejadian pemukulan, aktivitas masyarakat nongkrong, itu selalu diinformasikan di grup Whatsapp yang ada di wilayah Malang Raya. Artinya di antara seluruh masyarakat itu peduli, tinggal kami mengimbau untuk yang kurang peduli atau yang masih coba-coba untuk melakukan aktivitas perang sarung ini. Jangan sampai nanti berhadapan dengan hukum. Kalau sudah sampai berhadapan dengan hukum,” tegasnya. (rsy/gie)