SEKITAR KITA
Puluhan Nelayan Pesisir Situbondo Tak Melaut, Dampak Angin Kencang dan Gelombang Tinggi
Memontum Situbondo – Gelombang tinggi dan angin kencang yang terjadi di awal Agustus, membuat puluhan nelayan di Pesisir Besuki, memilih tidak melaut. Sejumlah nelayan, pun terpaksa menyandarkan perahu ikannya hingga badan pantai, Senin (02/08).
Salah seorang nelayan, Briya Munif (75), menuturkan Deburan ombak besar dan angin tandes terjadi di pesisir Besuki, “Banyak nelayan yang tak berani melaut. Hingga saat ini,”ungkap Briya Munif.
Baca Juga:
- PT Balad Group Bersiap Garap Budidaya Lobster di Gugusan Teluk Kangean
- November Ini PT Tamami Grup Segera Operasionalkan Penambangan di Situbondo
- Pegiat Anti Korupsi Situbondo Blak-blakan Dukung Paslon Karna-Khoirani
Menurutnya, ombak masih cenderung tinggi dan angin cukup kencang sehingga tidak ada hasil tangkapan ikan.
Diperkirakan para nelayan tidak akan melaut sambil menunggu cuaca kembali normal untuk mencari ikan.
“Nunggu cuaca baik baru melaut, kadang-kadang 4 hari sampai sepekan kedepan,” kata Briya Munif
Lebih lanjut Briya Munif menambahkan, kalau cuaca kayak gini para nelayan memilih tidak melaut takut terjadi kecelakaan, sambil menunggu cuaca kembali normal, para nelayan memperbaiki perahu dan memperbaiki alat jaring ikan.
Sementara Kades Pesisir Besuki, Achmadi, membenarkan warganya memilih tidak melaut saat cuaca ekstrem seperti saat ini,” ujar Achmadi.
Setiap tahun selalu terjadi angin kencang dan gelombang tinggi yang mengakibatkan abrasi pantai,’ beber Achmadi. “Oleh karenanya disaat warganya tidak melaut, Achmadi mengajak para nelayan membuat penahan ombak dari karung pasir dan memperbanyak terumbu karang,” ungkapnya. Kades yang diketahui cukup kreatif ini mengaku adanya penahan ombak itu akan membuat warganya aman, karena akan mengurangi abrasi pantai. “Dengan adanya penahan ombak dari karung pasir, warganya tentu semakin aman dari ancaman abrasi laut,” ujarnya. (her/ed2)