Pemerintahan
RSUD dr Soedomo Trenggalek Tuai Keluhan Masyarakat, Bupati Arifin Pimpin Sidak hingga Bantu Pelayanan
Memontum Trenggalek – Bupati Trenggalek, Mochamad Nur Arifin, memberikan respon cepat terkait aspirasi atau keluhan masyarakat mengenai pelayanan di RSUD dr Soedomo. Salah satunya, yakni melakukan inspeksi mendadak (Sidak) dengan turut apel pagi bersama seluruh jajaran, para dokter dan tenaga medis yang ada di rumah sakit plat merah itu.
Bahkan, Bupati Arifin juga meminta seluruh Kepala Organisasi Perangkat Daerah (OPD) hingga camat, mendampingi pasien hingga melihat langsung seluruh layanan guna mengenali akar permasalahan yang ada terkait dengan keluhan pelayanan. Sementara dalam pelaksanaan apel itu, bupati yang akrab disapa Mas Ipin, juga rela datang ke lokasi sekitar pukul 06.00 WIB, untuk melihat aktivitas di rumah sakit. Selanjutnya, aktifitas dilanjutkan dengan memimpin apel pagi.
“Saya minta seluruh Kepala OPD dan camat, untuk bisa mendampingi pasien. Mereka nanti bisa bertugas membantu asistensi poli rawat jalan yang ada di RSUD dr Soedomo, untuk memberitahu alur pendaftaran, karena rata-rata kalau pasien baru tidak tahu alurnya,” papar Bupati Arifin, Rabu (25/01/2023) pagi.
Di loket pendaftaran, tambahnya, sering ada antrian yang menumpuk. Sehingga di poli-poli kalau dokternya datang siang, maka antrian pasti masih sangat panjang.
“Alhamdulillah, karena kita jam 06.00 sudah di sini, jadi 07.30 sudah dimulai pelayanannya,” imbuh Mas Ipin.
Baca juga:
- Pemkab dan Bea Cukai Malang Gencarkan Sosialisasi Gempur Rokok Ilegal Via Kesenian Bantengan
- Antisipasi Keramaian Penumpang saat Pelantikan Presiden, PT KAI Commuter Perbanyak Toilet dan Kipas Kabut
- Diserang Kabar Miring, Dukungan Masyarakat untuk Abah Anton Makin Menguat
- Sekda Kota Malang Ingatkan Pentingnya Peran Arsitek Lanskap dalam Pembangunan Berkelanjutan
- Peringati Hari Jadi, Pemkab Gelar Jombang Culture Carnival yang Diikuti 40 Peserta
Setelah dari poli, ujarnya, kemudian mereka pasti mendapatkan resep yang akan mereka tukar ke loket farmasi yang juga cukup panjang antriannya. Sementara untuk lokasi farmasi, pun tidak singkat karena gedung belakang masih direnovasi.
“Untuk poli yang jumlah pasiennya banyak, saya minta ruang farmasinya sendiri-sendiri. Sehingga, tidak ada bottleneck. Hari ini sampai dengan jam 10.00, tadi sudah ada sebanyak 600 lebih pasien yang mendaftar. Tentunya, kalau seluruh pasien harus mengantri di sini, tentu akan terjadi penumpukan,” kata Bupati Arifin.
Sebenarnya, tambah Bupati, perlu banyak perbaikan-perbaikan. Oleh karena itu, untuk sementara ini dirinya mengajak para OPD untuk menjadi pendamping pasien. Dengan langkah ini, diharapkan mereka bisa merasakan kekurangannya dan bisa memberi masukan atau koreksinya.
“Hari ini akan kita evaluasi dan jajaran direksi akan mendengar seluruh masukan dari Kepala OPD-OPD yang saya tugaskan tadi. Jadi, biar ngerti masukan-masukan OPD apa, sehingga bisa perbaiki. Karena, pelayanan poli ini menjadi salah satu pelayanan yang banyak dikeluhkan oleh masyarakat. Jadi, poli atau rawat jalan, farmasi dan laboratorium, adalah PR besar,” jelasnya.
Termasuk, anggaran yang ada di BLU, bupati meminta paparan untuk dirubah layoutnya agar bisa lebih baik. Jadi, begitu drop zone harusnya langsung ketemu dengan ruang pendaftaran. Kemudian, poli yang ada juga harus ngumpul tidak terpisah-pisah.
Kemudian farmasinya, ujarnya, dibedakan dan ditambah jumlah yang lain untuk melayani. Sehingga, tidak terjadi antrian yang panjang.
“Hari ini saya ikut membantu teman-teman farmasi menyediakan obat. Rata-rata, mereka menunggu sekitar 1,5 hingga 2 jam. Ini kurang ideal, apalagi untuk pasien yang datang sendiri tanpa pendamping dan rata-rata penyakitnya ada yang jantung, paru-paru dan yang lainnya. Menunggu selama itu pasti tidak nyaman,” terang Bupati Arifin.
Terkait inovasi layanan digital, usulannya yang daftar online kalah dengan yang datang sejak pagi. Namun, bupati meminta yang pesan secara digital itu bisa langsung pesan reservasi jam. Jadi, mereka bisa request untuk jam layanan, PAT di pendaftaran baru bisa disiapkan rekam medisnya.
“Jadi, reservasi harus di utamakan, termasuk jalur fasttrack. Untuk jalur ini, pendampingnya juga harus ada. Di depan poli harus ada frontliner yang menjadi pendamping membantu asistensi. Karena, kadang pasien tidak tahu dimana poli yang dituju,” ujarnya.
Seorang warga Kecamatan Panggul-Trenggalek, Sukadi, yang kebetulan mengantarkan istrinya di Poli Kandungan, menyambut baik apa yang dilakukan oleh Bupati Trenggalek. “Saya harap, ini bisa dilakukan terus menerus. Dengan sidak seperti ini, simpul-simpul masalah bisa diurai,” ujarnya.
Pria ini mengaku, selama ada Sidak ini, merasakan memang ada perubahan pelayanan. Namun, kadang ada di beberapa layanan yang masih kurang dan bisa terus dipacu lebih baik. “Saya harapkan sidak seperti ini bisa sering dilakukan. Sehingga, pelayanan rumah sakit semakin baik,” terang Sukadi. (mil/sit)