Surabaya
SD Kreatif Muhammadiyah 16 Kenalkan Budaya Sumatera
Memontum Surabaya – Memberikan pengalaman yang menyenangkan bagi generasi anak bangsa dengan mengenalkan secara langsung budaya Indonesia, salah satunya Sumatera. Ini yang terlihat di Sekolah Dasar (SD) Kreatif Muhammadiyah 16 Kota Surabaya yang menggelar cross culture yang bertajuk Sumatera Day, di areal sekolahan, Selasa (11/12/2018).
“Biar mereka (siswa, red) tidak melulu mengetahui hanya dari buku kalau budaya Sumatera seperti ini. Jadi mereka teraktualisasikan dengan audio visual, sehingga mereka tahu kuliner, tariannya, budayanya, bahasanya seperti apa. Karena mereka mengalami secara langsung,” kata Maulana Muhammad selaku Kepala SD Kreatif Muhammadiyah 16 Surabaya.
Event yang sudah dua kali berjalan ini, juga sebagai bentuk untuk memupuk anak-didik mengenai rasa toleransi terhadap suku-suku yang ada di Indonesia. “Untuk memperkuat kesatuan dan persatuan Indonesia, agar semakin banyak kenal budaya, semakin juga mereka akan lebih memahami dan menghormati satu sama lain,” ucapnya.
Memilih budaya dari Pulau Sumatera dengan alasan, dari Sumatera Selatan sampai Sumatera Utara memiliki banyak varian budaya. Mulai dari tariannya yang khas, kuliner yang menggugah rasa, alat musik tradisional yang terkenal, dan masih banyak budaya-budayanya.
Dalam kegiatan cross culture yang diikuti oleh sekitar 720an siswa kelas I-VI ini juga menampilkan pertunjukkan khas Budaya Sumatera. Seperti tarian khas Sumatera serta Aceh. Selain itu pembacaan pantun dan juga fashion show dengan menggunakan pakaian adat Sumatera.
“Ada juga kuliner, mereka bisa mencicipi aneka masakan di Sumatera. Untuk makanannya kita libatkan wali murid yang berjualan makanan Sumatera dan anak-anak membeli menggunakan kupon. Kulinernya ada teh tarik, sate padang, mie kocok Aceh, pempek, dan macam-macam,” imbuhnya.
SD Kreatif Muhammadiyah 16 Surabaya membutuhkan waktu selama dua minggu untuk mengkonsep dan latihan, melibatkan guru-guru untuk menjadi seorang pelatih. Seperti Rima Fatmaningsih yang menjadi pelatih Tari Indang dari Aceh dan guru kelas dua ini, memerlukan waktu satu minggu untuk menunjukkan penampilan anak-didiknya.
Sempat mengalami kesulitan pula dalam menyesuaikan gerakan satu dengan lainnya, hanya untuk tampil secara kompak, Rima juga menginginkan perbedaan ini diterima baik oleh para siswa. “Harapannya anak-anak mau belajar adat istiadat, budaya yang berbeda-beda dan mau menerima perbedaan disekitarnya,” ujarnya.
Carissa Alea Zalfa, siswa kelas dua yang menampilkan tarian Indang dari Aceh. Ada 20 anak dala kelompok penari. Carissa mengaku gembira dengan adanya event yang mengangkat budaya yang ada di Indonesia.
“Senang, soalnya seru, karena tahu budaya dari Sumatera. Bisa mencicipi sate padang, rasanya beda dan lebih enak sate dari Sumatera,” tutupnya. (est/ano/yan)