Kota Malang

Sutiaji Sungkem Orang Tua dan Kyai, Ziarah ke Makam Ki Ageng Gribiq

Diterbitkan

-

Cawali Kota Malang Sutiaji sungkem kepada pamannya (memo x/ man)

Memontum Kota Malang–Sambil menangis segugukan, calon Walikota Malang Sutiaji sungkem kepada orang tuanya sebelum berangkat mencoblos di TPS 4, Kelurahan Jatimulyo, Kecamatan Lowokwaru, Kota Malang, Rabu (27/6/2018) pukul 10.00.

Proses sungkeman yang dilakukan Sutiaji bersama istrinya Widiyati dan keenam anaknya berlangsung haru. Pasalnya saat Sutiaji harus berjuang menentukan nasibnya tidak didampingi kedua orang tuanya yang lebih dulu meninggal dunia.

Maka Sutiaji dan istrinya sungkem kepada paman Widayati yakni Mbah Budi Santoso dan ibunda Widayati Sakimah. Berikutnya Sutiaji sungkem kepada bibinya Rukhami dan pamannya Amar.


“Ridho orang tua adalag ridho Allah SWT. Saat ini kedua orang tua saya tidak bisa hadir ditempat ini. Semoga beliau diberi kelapangan dan kebahagian dialam barzah. Paman dan bibi mewakili kedua orang tua saya. Mohon doa restunya saat ini saya ingin berjuang untuk kebaikan warga Kota Malang,” ucap Sutiaji sesekali sambil mengusap air matanya.

Menurut Sutiaji, Rabu pagi selesai menjalankan sholat subuh. Dirinya menemui beberapa orang kyai untuk minta doa restu. Tidak terlewatkan Sutiaji juga ziarah kemakam Ki Ageng Gribig di Kelurahan Madyopuro, Kecamatan Kedungkandang, Kota Malang.

Advertisement

“Tidak ada perasaan gelisah dan grogi. Segala urusan dan keputusan hasil Pilkada ini saya serahkan kepada Allah SWT. Apapun hasilnya saya dan keluarga sudah siap menerimanya,” tandas Sutiaji.

Menurut Sutiaji, hampir 4 bulan dimulai 13 Februari-23 Juni sudah berikhtiar menyapa warga dari kampung ke kampung. Selanjutnya hasil Pilkada Kota Malang diserahkan kepada Allah SWT.

Selain sowan kekediaman para kyai dan ziarah kemakam pendiri Malang Ki Ageng Gribig. Sutiaji bersama istrinya ziarah kemakam anaknya Cita Aprilia.

Suasana dikediaman Sutiaji diPuri Bunga 2, Kavling Nomor 4, Kelurahan Jatimulyo, Kecamatan Lowokwaru, Kota Malang sejak H-1 sudah dipenuhi Nawak Aji dan para simpatisan lainnya.

Advertisement

“Sudah menjadi tradisi bapak. Sebelum melakukan pekerjaan besar lebih dulu sowan kepada para Kyai. Ziarah kemakam Ki Ageng Gribig termasuk ziarah kemakam orang tuanya,” jelas Widiyati.

Menurut Widiyati, seminggu sebelum pelaksanaan pemungutan suara. Dirumahnya selalu digelar doa bersama dari keluarga dan relawan SAE termasuk Nawak Aji. (man/yan)

Advertisement

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker

Refresh Page
Lewat ke baris perkakas