Surabaya
Taru Sasmita Dampingi Warga Terdampak Proyek Apartemen Gunawangsa
Guna mendapatkan solusi dari persoalan yang dihadapi oleh warga, supaya masyarakat setempat yang terkena dampak tidak tidak dirugikan oleh pembangunan apartemen tersebut.
Rupanya juga belum ada komunimasi dengan Pemerintah Kota Surabaya maupun pihak dari Gunawangsa, dan tidak sepakatnya warga dengan pengambilan keputusan yang dilakukan oleh Tim 7. “Tim 7 dan warga sampai sekarang belum ketemu, oleh sebab itu antara tim 7 dan warga ini bagaimana supaya bisa ketemu. Misalkan diadakan rapat dan dibentuk kembali yang dinamakan, paguyuban perjuangan korban warga terdampak Apartemen Gunawangsa tidar,” jelasnya.
Taru berharap untuk sesegera mungkin warga yang bukan dari bagian Tim 7 segera menyatukan langkah, keinginnya yang kedua adalah segeranya warga mengirim surat kepada Anggota Dewan. Supaya segera difasilitasi, dan diajak memberikan jalan keluar mengenai persoalan yang tak kunjung usai.
“Disana dari teman-teman Komisi C akan menggiring melibatkan Bina Marga, BMKG, Lingkungan Hidup, amdalalin, perhubungan, dan lain sebagainya. Itu nanti sama-sama kita awasi, kontrol, kalau rekomendasi dikeluarkan. Sehingga akhirnya keluar izin mendirikan bangunan dimana ada cacatnya nanti sama-sama kita awasi bersama,” harapnya.
Pembangunan akses jalan di atas sungai tentu tidak disetujui oleh masyarakat, karena dari kontruksi sendiri membuat lorong sungai mulai mengecil. Sebab keresahan warga adalah jika terjadinya hujan lebat, karena secara otomatis wilayah RW 2 arah Timur akan terkena banjir, juga mengakibatkan sampai ke Tembok Dukuh dan Tembok Sayur.
Hadi Sutrisno, warga Asembagus sudah mengadakan rapat dengan pihak Gunawangsa. Dimana pihak Gunawangsa menjanjikan satu sampai dua hari, nyatanya hingga dua minggu warga tak mendapatkan respon.dari hasil forum yang disepakati warga, jika memang tidak ada kejelasan maka akan menghentikan proyek untuk sementara.
“Kami sudah pernah mengajukan audiensi ke pihak Gunawangsa. Cuman belum ada tanggapan. Tapi kalau dari Gunawangsanya, mereka selalu menghadirkan perwakilan-perwakilan tanpa ada yang bisa memberikan keputusan yang pasti. Karena pimpinannya itu tidak pernah turun ke masyarakat,” terangnya.
Jika pembangunan proyek di atas sungai terus dilaksanakan, warga teleh menyusun strategi untuk bertindak secara tegas.
“Nanti pasti akan ada aksi demo. Mungkin itu ke Pemkot, DPRD, polsek, atau pun ke Gunawangsa, ke Camat mungkin itu juga kita lakukan. Kalau sampai saat ini suara kami masih belum didengar,” tutupnya. (est/ano/yan)