Kota Batu
Tatap Muka dengan Petani Hutan, Pj Wali Kota Batu Sosialisasikan Tanaman Produktif
Memontum Kota Batu – Pj Wali Kota Batu, Aries Agung Paewai, menggelar tatap muka sekaligus sosialisasi dengan petani hutan di Jengkoang, Desa Bulukerto, Kecamatan Bumiaji, Kota Batu, Rabu (01/02/2023) tadi. Dalam kesempatan itu, dirinya juga meminta agar petani jeli dan mulai melakukan pengalihan dari pola tanam sayur ke tanaman produksi lain yang lebih produktif.
“Tanaman produktif seperti alpukat dan kopi, ini tentunya lebih menjanjikan bagi perekonomian masyarakat. Jadi, itu yang kita sosialisasikan kepada petani hutan,” jelas Aries.
Mengapa lebih memilih tanaman produksi, terang Aries, karena saat ini pangsa pasar untuk sayuran, mulai tidak menentu. Karena fluktuasi harga yang sering naik turun, agar kiranya kondisi ini bisa diantisipasi. Melalui edukasi yang disesuaikan dengan kontur tanah, diharapkan bisa menjadi masukan atau edukasi baru bagi petani.
“Masyarakat kita, kalau berhadapan dengan naik turunnya harga produksi, hasil panennya pasti tidak menentu. Inilah yang coba kita sampaikan ke petani, agar lebih jeli,” paparnya.
Baca juga :
- KPU Kota Malang Susun Persiapan Debat Pertama Paslon Pilkada Kota Malang 26 Oktober
- Perkuat Integritas Kades, Pemkab dan Kejari Probolinggo Gelar Jaksa Jaga Desa
- Presiden dan Wapres Gelar Jamuan Santap Siang bersama Sebelum Purna Tugas bersama Menteri dan Lembaga
- Tingkatkan Pembangunan Fasilitas Olah Raga, Pemkot Malang Susun Desain Olah Raga Daerah
- Resmikan Bandara Dhoho Kediri, Menko Luhut Sebut Bandara Dhoho Proyek Percontohan Pertama Skema KPBU
Menindaklanjuti sosialisasi pengalihan penanaman, dijelaskan Pj Wali Kota Batu, akan terus dilakukan pendampingan. Termasuk nantinya, pada tahap dari pemilihan bibit tanaman seperti alpukat atau kopi. Lalu, pengolahan lahan yang kemudian perawatan sampai pada pemasarannya.
Bahkan, dikarenakan nantinya akan memakan waktu lama atau mulai awal tanam sampai panen, maka akan dilakukan pendampingan. Termasuk, jaring sosial kepada petani hutan supaya tetap survive (bertahan).
“Ini tentu saja berbeda dengan tanaman sayur, yang lebih cepat panennya. Kalau tanam alpukat atau kopi, itu jangka panjang. Maka dari itu, pendampingan mulai dari proses sampai pengamanan sosial kita berikan kepada mereka,” paparnya.
Sekedar diketahui, berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Batu tahun 2021, ada empat jenis tanaman sayur yang ditanam di Kota Batu. Diantaranya atau peringkat pertama, Sayur Sawi angka produktivitasnya menembus angka 960.615 kwintal dari luas total lahan 555.26 hektar. Lalu peringkat dua yakni Wortel, dengan total produksi mencapai 83.673 kwintal dengan luas lahan 462.28 hektar. Kemudian, Bawang Daun tercatat menempati peringkat ketiga yang mampu menembus 71.596 kwintal dari luas lahan 504.2 hektar. Terakhir, Kentang mampu menghasilkan 70.311 kwintal dari luas lahan 364.3 hektar. (put/sit)